Juragan Perkebunan Nyalindung, Rekor Kecepatan dan Hobi Olah Raga Ekstrem

- 16 Maret 2023, 18:42 WIB
BANGUNAN Pabrik dan Kantor Perkebunan Nyalindung di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, KBB, Senin 13 Maret 2023
BANGUNAN Pabrik dan Kantor Perkebunan Nyalindung di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, KBB, Senin 13 Maret 2023 /BAMBANG ARIFIANTO/"PR"

Pesawat yang semestinya mengarah ke Cirebon justru melayang ke Purwakarta. "Karena hari sudah mulai gelap dan suasana berkabut, Tuan Schütt memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat," tulis koran tersebut.

Dari angkasa, pengusaha perkebunan itu melihat area yang diyakininya cocok guna pendaratan darurat. Lokasi tersebut rupanya kawasan persawahan.

Awalnya, pendaratan darurat itu berjalan baik. Sampai beberapa meter dari tanah, tetapi tiba-tiba pesawat meluncur ke tikungan dan jatuh. Tangki bensin yang terletak di hidung mengalami kerusakan, akibatnya mesin hampir langsung dilalap api.
Schütt selamat lantaran bisa keluar dari pesawat. Nasib sebaliknya justru dialami Nyonya Weber.

Het Nieuws Van Den Dag voor Nederlandsch-Indië, 2 Agustus 1937 menuliskan kecelakaan tersebut terjadi beberapa ratus meter dari jalan raya menuju Purwakarta. "Tuan Schütt segera dapat menghentikan sebuah mobil, yang membawanya ke rumah sakit misi di Poerwakarta, dari mana dia memberi tahu dewan Bandoengsche Vliegclub tentang kecelakaan itu," tulis Het Nieuws Van Den Dag voor Nederlandsch-Indië.

Schütt bahkan hanya menderita luka kecil di dahinya. "Tadi malam Tuan Schütt dapat kembali ke perusahaan Njalindoeng. Pagi ini dia berangkat ke Bandoeng lagi, lalu ke Poerwakarta, untuk mengurus pemakaman jenazah Nyonya Weber."

Dalam dunia dirgantara, ia dikenal sebagai penerbang yang tenang dan bijaksana. Ia juga telah menerima lisensi sebagai penerbang sport di Bandung di bawah bimbingan pilot EJ Roelofs seperti diberitakan De Locomotief, 14 Desember1934.

Kecelakaan kedua

Kecelakaan pesawat merupakan kali kedua dialami Schütt. Pada 1929, ia juga pernah mengalami hal yang sama. Ia terjatuh di dekat Andir saat menerbangkan pesawat pribadinya.

"Ia membawa Tuan Van Asch van Wijck, seorang karyawan di pabrik perusahaan," tulis Limburgsch Dagblad, 26 Juni 1929.

Sang jurangan perkebunan akhirnya dirawat dengan kondisi tak sadarkan diri. Pergelangan tangan, tulang rusaknya patah dengan memar di bagian dalam.

Sementara van Wijck, pergelangan kakinya patah dan mengalami luka berdarah yang besar di dada serta luka di pinggul dan anggota tubuh lainnya. Ia akhirnya meninggal dunia.

Halaman:

Editor: Suhirlan Andriyanto


Tags

Terkait

Terkini

x