Usaha PSSI Agar Indonesia Tidak Sekali Tampil di Piala Dunia U-20

8 Maret 2023, 17:03 WIB
KETUA umum PSSI Erick Thohir /LOC Piala Dunia U-20 2023

KORAN PR - PADA Piala Dunia U-20 2023, 20 Mei-11 Juni mendatang, Indonesia menjadi peserta dengan jatah sebagai tuan rumah. Tapi tentunya Indonesia tidak mau hanya tampil sekali ini saja di gelaran event tertinggi kedua FIFA ini.

Untuk itu PSSI sudah memiliki program jangka panjang terkait pembinaan usia muda. Dengan program tersebut diharapkan bisa mendongkrak naik prestasi Timnas U-20 sehingga kembali membuka peluang untuk tampil di pesta sepakbola dunia U-20 tersebut di masa yang akan datang.

Ketua Umum PSSI, Erick Thoir mengatakan jika salah satu skema pembinaan usia muda yang pihaknya dorong saat ini program FIFA Forward 3.0. Program FIFA Forward Development Programme yang diluncurkan sejak 2016 lalu.

TIM nasional Indonesia U-20 PSSI

Tahun ini menjadi edisi ketiga program tersebut, yang dimulai pada Januari lalu. Lewat program ini, setiap konfederasi dan 211 asosiasi anggota FIFA diperbolehkan mengajukan permohonan pendanaan untuk enam hal.

Pertama, bantuan hingga 5 dolar AS atau sekitar Rp 77,7 miliar untuk setiap asosiasi (negara) anggota untuk bantuan biaya operasional yang berkaitan dengan kegiatan sepak bola; Kedua, bantuan 3 juta dolar AS (sekitar Rp 47 miliar) untuk setiap asosiasi anggota dalam melaksanakan proyek sepak bola yang spesifik dan terencana dengan baik. Tujuannya untuk pengembangan sepak bola jangka panjang.

Ketiga, bantuan 1,2 juta dolar AS (sekitar Rp 19 miliar) untuk asosiasi yang teridentifikasi paling membutuhkan bantuan. Lebih spesifik untuk biaya transportasi dan akomodasi timnas mereka, serta peralatan sepak bola.

Keempat, bantuan 60 juta dolar AS (sekitar Rp 932 miliar) untuk setiap konfederasi dalam upaya mengembangkan, mempromosikan, dan mengatur sepak bola di wilayah asosiasi anggotanya; Kelima, bantuan 5 juta dolar AS untuk asosiasi zona/regional untuk penyelenggaraan kompetisi sepak bola regional pria, wanita, dan kelompok umur.

Terakhir, dukungan bantuan non-finansial. Bentuknya bisa berupa perangkat digital, pengembangan kapasitas keahlian, dan pelatihan berbagai hal.


"Dari program itu (FIFA Forward 3.0) kita (PSSI) dapat berkah membangun training camp dengan bantuan senilai 5,6 juta dolar AS. Ini sesuatu yang positif karena mendorong kompetisi di negara termasuk pembinaan juga harus berjalan. Modul forward juga akan kami dorong dengan sistem yang sama kepada Asprov," ungkap Erick.

"Jadi ketika Asprov mendapatkan dana pembinaan dari PSSI ada kolom-kolomnya digunakan untuk apa saja. Pembinaan yang mereka lakukan nanti FIFA juga akan menilai. Kita coba berkaca dari FIFA," tambahnya.

PSSI sendiri sebenarnya sudah memiliki program pembinaan usia muda yakni Elite Pro. Namun, sejauh ini pada kepengurusan barunya, Erick belum bisa memastikan. Dirinya mengaku masih mau berdiskusi terlebih dahulu.

"Nanti kita diskusikan dulu di sarasehan. Karena fungsi serasehan adalah untuk mendengarkan saran-saran. Selama ini PSSI agak berjauhan dengan komunitas, karena itu saya, wakil dan para exco strateginya berubah. Sekarang kami lebih banyak mendengar daripada menyuruh-nyuruh," kata Erick yang juga Menteri BUMN ini.

"Lewat sarasehan ini kami akan melihat apa yang diinginkan para insan sepakbola. Hal itu nanti yang akan kami coba rajut menjadi kebijakan," tukasnya menambahkan.**

Editor: Wina Setyawatie

Tags

Terkini

Terpopuler