Ia mengatakan, pasien kanker dahulu pernah lebih banyak memilih berobat ke luar negeri. Di sisi laini, pengobatan kanker sangat mahal dan bisa menguras dana pasien. “Pasien kanker itu merasakan, sebagian besarnya akan jatuh miskin (karena biaya pengobatan). Memang menghabiskan sumber dana yang luar biasa,” katanya.
Setelah ada BPJS Kesehatan meliputi juga pengobatan kanker, kata Zubairi, pasien juga ada yang lebih memilih banyak berobat di Indonesia. “Berobat ke luar negeri itu bisa habis ratusan juta rupiah. (Berobat) di Indonesia habisnya sama, tapi dapat jaminan dari BPJS. Jadi sekarang banyak sekali pasien yang diagnosisnya ke luar negeri, tapi berobatnya di Indonesia dengan fasilitas BPJS,” katanya.***