Pamer Gaya Hidup Mewah Jadi Bumerang

- 28 Februari 2023, 00:05 WIB
Kasus penganiyaan yang dilakukan anak pejabat pajak tersebut mengungkap kasus lainnya. Di antaranya pajak mobil berjenama Rubicon yang digunakan tersangka penganiya, ternyata belum dibayar. Hal yang sangat ironis karena orangtua tersangka bekerja di instansi pajak, tetapi tidak patuh membayar pajak.
Kasus penganiyaan yang dilakukan anak pejabat pajak tersebut mengungkap kasus lainnya. Di antaranya pajak mobil berjenama Rubicon yang digunakan tersangka penganiya, ternyata belum dibayar. Hal yang sangat ironis karena orangtua tersangka bekerja di instansi pajak, tetapi tidak patuh membayar pajak. /Freepik

Keberadaan komunitas kendaraan mewah yang anggotanya merupakan pejabat publik kini mendapat sorotan tajam. Padahal, pejabat publik merupakan pihak yang seharusnya menjadi garda terdepan sebagai contoh kebersahajaan dan kesederhanaan terhadap masyarakat.

Aktualisasi

Psikolog Efnie Indrianie menyebutkan, gaya hidup hedonisme dan pamer kemewahan pada dasarnya merupakan salah satu ekses dari kebutuhan dasar manusia berupa aktualisasi diri. Dalam kondisi normal, aktualisasi diri ditunjukkan dalam bentuk karya, atau pun potensi-potensi yang digali dari diri seseorang. Lewat karya dan potensi tersebut, seseorang bisa dikenal masyarakat.

“Tapi kita lihat, tidak semua orang mengaktualisasikan diri dengan menggali potensi dirinya, sehingga menggunakan cara lain. Yang paling mudah adalah memamerkan apa yang dia miliki, termasuk harta benda dan atribut-atribut tersier,” ucap Dosen sekaligus Kepala Bidang Kajian Psikologi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha ini kepada “PR”di Bandung, Senin 27 Februari 2023.

Dari sudut pandang biopsikologi, Efnie menyebutkan, bahwa perilaku tersebut berbahaya karena berpotensi menimbulkan adiksi. Berawal dari aktualisasi diri yang kebetulan memiliki wadah untuk memfasilitas serta sumber daya dalam bentuk pundi-pundi rupiah, akan memberikan kepuasan tersendiri. Hal itu bisa menstimulasi terbentuknya hormon dopamin.

Hormon dopamin adalah senyawa kimia di otak yang berperan untuk menyampaikan rangsangan ke seluruh tubuh. Hormon ini disebut juga hormon pengendali emosi. Ketika diproduksi dalam jumlah yang tepat, hormon ini akan meningkatkan suasana hati sehingga orang akan merasa lebih senang dan bahagia.

“Bayangkan, perilaku itu menimbulkan perasaan joy. Semakin lama, kebutuhannya akan semakin meningkat, dan itu cikal bakal adiksi. Efeknya sama seperti drugs. Bedanya, kalau rehabilitasi drugs sudah ada, kalau rehabilitasi flexing kan belum ada,” tutur Efnie.

Kondisi tersebut diperparah dengan kecenderungan orang yang memamerkan gaya hidup mewah tersebut, tidak merasakan apa yang dilakukan sebagai gangguan. Apalagi ketika berada di dalam komunitas yang sama-sama senang menggunakan barang mewah, perilaku tersebut seakan dinormalisasi.

Usia juga tidak membatasi seseorang untuk melakukan pamer ataupun flexing. Usia yang semakin bertambah, bukan berarti mengurangi keinginan seseorang untuk melakukan aktualisasi diri.

“Mau remaja atau bahkan pejabat yang sudah berumur, banyak yang menganggap bahwa kebutuhan aktualisasi diri harus diwujudkan, meski dalam bentuk yang berbeda,” ujarnya.

Media sosial

Perkembangan media sosial yang semakin masif, juga disebutkan Efnie sangat berpengaruh signifikan terhadap perilaku ini. Tak perlu memiliki prestasi maupun potensi yang bermanfaat, seseorang bisa begitu dikenal dan diperhatikan oleh masyarakat secara luas.

Halaman:

Editor: Suhirlan Andriyanto


Tags

Terkini

x