Jelang All England 2023, Apriyani-Fadia Ditekankan Untuk Jaga Kualitas Permainan

- 2 Maret 2023, 02:28 WIB
GANDA Putri Indonesia Apriyani Rahayu-Siti Fadia Silva Ramadhanti saat istirahat setelah menjalani latihan pagi di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Rabu, 1 Maret 2023
GANDA Putri Indonesia Apriyani Rahayu-Siti Fadia Silva Ramadhanti saat istirahat setelah menjalani latihan pagi di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Rabu, 1 Maret 2023 /Wina Setyawatie/

KORAN PR - JELANG All England 2023, 14-19 Maret mendatang, ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu-Siti Fadia Silva Ramadhanti ditekankan untuk menjaga kualitas permainannya dulu. Bukan masalah menang kalah, tetapi performa mereka di lapangan dinilai masih belum konsisten.

Hal tersebut diungkapkan sang pelatih Eng Hian di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, Rabu, 1 Maret 2023. Menurutnya jika kedua pemainnya tersebut kalah, artinya mereka tidak bisa mendapatkan pola permainan yang sebenarnya. Hal itu yang ujarnya masih harus diperlajari.

"Bila dalam kondisi normal, mereka bisa juara. Artinya normal, siap secara fisik, mental, hingga non teknis lainnya. Karena melihat dari Top 10 dunia, musuhnya itu-itu saja, sekarang bagaimana kita menghandle musuh terbesar yakni diri sendiri," ujarnya.

Dari hasil diskusi kami, tidak maksimalnya performa mereka dalam beberapa turnamen terakhir itu terkait masalah beban yang belum bisa ditangani oleh Fadia. Berasal dari penampilan mereka di Juni lalu, tanpa beban dan target, masih penjajakan ternyata hasilnya bagus.

"Dari situ, ekspektasi orang kemudian berubah. Dari pengurus, pelatih, dan dari mereka sendiri berubah. Hal itu yang ternyata jadi beban yang tidak bisa diatasi oleh Fadia," ucap Eng Hian.

GANDA Putri Indonesia Apriyani Rahayu-Siti Fadia Silva Ramadhanti
GANDA Putri Indonesia Apriyani Rahayu-Siti Fadia Silva Ramadhanti PBSI

"Ini yang harus dirinya sesuaikan dan adaptasi lagi. Bagaimana mengatasi adaptasi ini. Kalau tekanan, setiap laga pasti ada menang dan kalah. Ini yang masih harus Fadia biasakan," tambah peraih medali perunggu di Olimpiade Athena tersebut.

Mainset tersebut yang dinilainya harus diperbaiki pertama. Bukan masalah teknis. Karena aslinya Fadia memiliki kapasitas di atas rata-rata pada saat latihan, di atas 9 atau 10 untuk kemampuan.

"Tapi pada saat turnamen. Dia (Fadia -Red.) sering kali tidak bisa menjaga pikiran dan mentalitasnya. Sehingga kemampuannya yang keluar hanya 30 persen. Itu yang jadi masalah dalam turnamen-turnamen terakhir," kata pelatih yang akrab di sapa Didi itu menjelaskan.

Untuk bisa merubah mindset tersebut, pihaknya pun meminta bantuan psikolog. Bagaimana melatih mindset, ketenangan, dan bagaimana mengatasinya saat di lapangan.

"Semua ada latihannya. Kalau dibilang tekanan dan tegas, setiap pemain pasti mengalaminya. Bahkan sekelas Roger Federer atau Nadal kalau tegang ya tegang saja. Tapi bagaimana dia mengurangi ketegangan itu secepat mungkin pada saat di lapangan. Untuk Fadia, hal ini masih perlu dilatih terus," ungkapnya.

Hal-hal tersebut yang lebih ditekankan oleh Eng Hian jelang Apriyani-Fadia tampil di All England 2023 nanti. Semua dinilainya membutuhkan proses.

"Jadi buat saya masih butuh waktu mereka, bagaimana bisa mendapatkan racikan yang pas. Baik dari sisi teknis maupun mentalitasnya. Hasil evaluasi mereka (Apriyani-Fadia) terutama paska World Tour Finals kemarin terus dipelajar," imbuhnya

"Meski belum kelihatan, tapi kami terus usahakan. Karena Fadia sendiri masih butuh jam terbang dan saya sendiri juga harus bisa mengontrol ekspektasi buat mereka," tukas mantan partner Flandy Limpele tersebut menambahkan.**

Editor: Wina Setyawatie


Tags

Terkait

Terkini