Tim Bulu Tangkis Indonesia Gagal Total di Dubai, Faktor Nonteknis Jadi Alasan PBSI

- 19 Februari 2023, 21:08 WIB
Tim bulu tangkis Indonesia tak menemui keslitan berarti saat  menghadapi Lebanon, pada pertandingan pertama penyisihan Grup C Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu Campuran Asia . Tim Merah Putih menang 5-0, di Dubai Exibition Center, Selasa (14/2/2023).*
Tim bulu tangkis Indonesia tak menemui keslitan berarti saat menghadapi Lebanon, pada pertandingan pertama penyisihan Grup C Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu Campuran Asia . Tim Merah Putih menang 5-0, di Dubai Exibition Center, Selasa (14/2/2023).* /

 

KORAN PR -  Gagal total di Kejuaraan Asia Beregu Campuran 2023, faktor nonteknis dinilai PBSI sebagai penyebabnya. Dari kondisi pemain yang tidak prima, hingga masalah adaptasi lapangan yang kurang maksimal. 

"Secara umum, memang kondisi pemain banyak yang tidak prima. Gregoria (Mariska Tunjung) sakit flu, Putri KW juga sebenarnya tidak sehat. Fadia (Siti Fadia Silva) dan Rian (Muhammad Rian) juga tidak fit, sehingga menjadi sangat dilematis kalau tidak diturunkan. Sehingga, membuat penampilan mereka tidak berada pada peak performancenya," kata Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky, kemarin, mengenai evaluasi kegagalan tim bulu tangkis Indonesia di Dubai.

Masalah keberanian pemain saat di lapangan juga menjadi catatannya. Kurang nekat, dan kadang juga kurang sabar.

Meski gagal menembus empat besar sebagai syarat lolos ke Piala Sudirman, beruntungnya Indonesia tetap bisa bermain di putaran final Piala Sudirman nanti. Skuad Merah Putih lolos dengan jalur rangking dunia. Bersama dengan Malaysia, Taiwan, dan Singapura.

Berbicara mengenai hasil ini, pengamat bulu tangkis Daryadi menilai jika dengan melihat formasi seharusnya tidak ada alasan untuk tidak juara. Apalagi format pemain yang dikirimkan ke kejuaraan Asia ini sudah nomor satu semua. Sebaliknya tim-tim lain mengirimkan bukan lagi tim lapis keduanya, tetapi hingga lapis keenam, seperti Thailand dan Cina.

"Kalau kita melihat dari alibi pemain dan PBSI bisa dibilang hasilnya karena banyak faktor non teknis. Sakit lah, Ginting (Anthony) yang mengeluh lapangan licin lah. Tapi itu harusnya bukan alasan, karena semua juga merasakan hal yang sama. Cuma saya melihat pemain tidak optimal," tuturnya. 

Menurut dia yang disayangkan adalah kekalahan Anthony dan Fajar Alfian-M. Rian Ardianto, yang menurut hitungan seharusnya angka wajib, terlepas mereka main 100 persen atau tidak dengan kekuatan mereka. 

"Itu yang disayangkan kesempatan terbaik untuk diambil di Dubai itu kemarin. Ketika negara-negara lain mengirimkan atau memberikan kesempatan pemain bukan lapis kedua lagi, tapi lapis lima atau enam, seperti Cina, tunggalnya itu lapis keenam. Mereka masih bisa lolos ke final. Sementara kita dengan kekuatan utama gagal. Ya masih beruntung sih kita masih bisa lolos ke Piala Sudirman dengan jalur ranking, tapi kalau lihat situasinya kayak begini, kalau melihat realitasnya kayak begini berat untuk bersaing di Sudirman nanti," tutur Daryadi. 

Menurut dia, jika memang kondisinya pemain tidak fit  seharusnya tidak dipaksakan. Leih baik diberikan kepada pemain pelapis, arena pada akhirnya Indonesia secara peringkat dunia sudah lolos.

Halaman:

Editor: Moh. Arief Gunawan


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah