Bank Indonesia Optimistis Inflasi Jabar Terkendali; Waspadai Komoditas Beras, Bawang Merah dan Cabai

- 19 Maret 2023, 19:42 WIB
Ilustrasi inflasi.*
Ilustrasi inflasi.* /Freepik

KORAN PR - Bank Indonesia optimistis inflasi di Jawa Barat dapat segera kembali pada rentang 3 persen ±1 persen pada 2023. Optimisme tersebut ditopang sejumlah program pengendalian inflasi, seperti pemberian bibit tanaman, dukungan monitor pantauan harga bahan pokok di pasar digital, dan fasilitas urban farming.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Erwin Hutapea mengatakan di tengah berbagai ketidakpastian yang masih tinggi pada tataran global, perekonomian nasional dan Jabar masih resilien dan terus melanjutkan perbaikan.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2023, Jabar mencatatkan inflasi bulanan 0,35 persen (mtm). Adapun secara tahunan, inflasi di wilayah ini masih berada di atas rentang sasaran yakni 6,17 persen (yoy) dan lebih tinggi dari inflasi nasional yang berada di level 5,47 persen (yoy).

Baca Juga: Presiden Jokowi Ingatkan Pemerintah Daerah untuk Jaga Stok Pangan karena Bisa Dorong Inflasi

Penyumbang utama inflasi di Februari adalah komoditas beras, rokok kretek filter, bawang merah, rokok putih dan cabai merah. Inflasi Jabar yang relatif masih tinggi tersebut seiring dengan peningkatan permintaan menjelang HBKN di tengah pasokan yang mulai menipis.

Menipisnya pasokan karena belum masuknya musim panen serta pengaruh curah hujan yang relatif tinggi sehingga menyebabkan gagal panen, khususnya komoditas beras dan hortikultura seperti cabai dan bawang merah.

“Namun demikian, TPID Provinsi dan kabupaten/kota terus berupaya mengendalikan inflasi salah satunya dengan berkoordinasi dengan pemda untuk menghindari kenaikan tarif yang berlebihan,” katanya di Bandung, belum lama ini.

Baca Juga: Kendalikan Inflasi Jelang Ramadhan dan Idul Fitri, Pemkab Pangandaran Gunakan Strategi Kerangka 4K

Erwin memaparkan secara historis, inflasi menjelang HBKN Ramadan dan Idulfitri didominasi sejumlah komoditas pangan strategi seperti hortikultura, beras dan telur, yang diakibatkan kenaikan permintaan masyarakat khususnya terhadap bahan pangan.

Berdasarkan pemetaan komoditas yang mengalami inflasi dengan andil yang besar selama periode HBKN tersebut, beberapa komoditas yang perlu diwaspadai diantaranya nasi dengan lauk, angkutan antar kota, minyak goreng, cabai rawit dan merah, bawang merah, daging ayam dan telur ayam ras, serta daging sapi.

Baca Juga: Masuki Panen Raya, Harga Bawang Merah di Kota Banjar Turun

“Selain tingginya lonjakan permintaan menjelang HBKN, tantangan produksi dan faktor gejolak harga yang bersumber dari cuaca/iklim yang tidak menentu dan masih tingginya biaya pupuk turut menjadi isu dan menambah tekanan biaya produksi yang juga tertransmisikan ke harga jual kepada masyarakat,” katanya.

Berdasarkan pemetaan tersebut, Erwin mengatakan, BI Jabar, bersama pemerintah, dan seluruh stakeholder terkait aktif berkolaborasi, bersinergi dan berkoordinasi. Termasuk berkomitmen untuk mendukung demi menjaga terkendalinya inflasi dan ekspektasi inflasi.

Dukungan

Antara lain melalui penguatan dukungan fasilitasi keterjangkauan harga yang diformulasikan agar terlaksana tepat sasaran. Dukungan tersebut meliputi 699 operasi pasar berbagai komoditas pangan di wilayah Jawa Barat, gelar pangan murah yang menjual kebutuhan sandang dan rumah tangga lain, sidak pasar satgas pangan dan dinas terkait.

Kemudian, memastikan ketersediaan pasokan melalui penguatan koordinasi perluasan kerjasama antardaerah (KAD). Hal tersebut dilakukan melalui penandatanganan 10 rencana kerjasama antardaerah sepanjang tahun 2023, perluasan organik tower garden pada komoditas bawang merah dan aneka cabai di Kelompok Tani Buruan Sae, Kabupaten Purwakarta, Kota Depok dan Kabupaten Sumedang.

Baca Juga: Harga Cabai & Daging di Tasikmalaya Terus Merangkak Naik

Penguatan koordinasi dalam rangka optimalisasi fasilitasi distribusi pangan strategis bersama Badan Pangan Nasional terkait dukungan biaya transportasi dengan memanfaatkan fasilitasi distribusi untuk perdagangan antardaerah, peningkatan peran BUMN pangan BULOG sebagai off taker produk pangan; dan

“Kita semua berharap dengan segala upaya pengendalian inflasi yang kita lakukan khusunya menjelang HBKN, inflasi dapat segera kembali pada rentang 3 persen ±1 persen di tahun 2023. Namun seluruh pihak harus bersinergi dan bekerjasama untuk mewujudkan hal tersebut,” katanya. ***

Editor: Kismi Dwi Astuti


Tags

Terkini

x