Polisi Selidiki Kerusakan Lingkungan di Ranca Upas Akibat Acara Motor Trail

- 9 Maret 2023, 20:26 WIB
PENGELOLA bersama masyarakat melakukan penanaman edelweis rawa yang rusak oleh pemotor trail, di kawasan Kampung Cai Ranca Upas, Rancabali, Kabupaten Bandung, Rabu (8/3/2023).*
PENGELOLA bersama masyarakat melakukan penanaman edelweis rawa yang rusak oleh pemotor trail, di kawasan Kampung Cai Ranca Upas, Rancabali, Kabupaten Bandung, Rabu (8/3/2023).* /DOK PERHUTANI

Dicatut

Ihwal pencantuman logo tersebut, Bupati Bandung, Da­dang Supriatna menya­ta­kan, logo Pemkab Bandung dicatut dalam flyer acara mo­tor trail. Padahal, Pem­kab Bandung tidak mendu­kung penyelenggaraan acara Ranca Upas Camping Adventure Explore 2023 itu.

”Perihal logo Pemkab Bandung yang dicatut di flyer acara, itu tanpa sepengeta­huan saya, dan kita pastikan bahwa logo Pemkab Bandung dicatut tanpa izin. Tentunya kami sangat merasa dirugikan dengan kejadian ini,” kata Dadang, melalui akun Instagram pribadinya, @dadangsupriatna.

Dia sangat menyayangkan dan mengecam keras ke­ru­sakan lingkungan yang terjadi di Ranca Upas. ”Kita, Pemerintah Kabupaten Bandung, tidak pernah mendu­kung dan memberikan izin terhadap kegiatan yang me­rusak lingkungan dan hu­tan,” katanya.

Sementara itu, Anggota Ko­misi IV DPR, Dedi Mulyadi turut datang ke Mapolresta Bandung untuk mendam­pingi Supriatna alias Uprit (44) dalam menjalani pemeriksaan polisi. Uprit me­ru­pakan sosok di dalam v­i­deo yang viral di media so­si­al, karena murka terhadap kerusakan edelweis rawa di Ranca Upas.

"Ini kan dampingi Uprit, karena tadi malam dia gelisah dipanggil polisi, khawatir dia dilaporkan oleh panitia karena pernyataan di media sosial dan pernah emosi menyebutkan golok. Ternyata tidak, hari ini polisi melakukan pemeriksaan. Uprit jadi salah satu saksi," kata Dedi.

 
Dia pun meminta kepada Satreskrim Polresta Bandung untuk memproses kerusakan lingkungan di Ranca Upas sesuai dengan aturan yang berlaku. "Hari sudah ada police line (di Ranca Upas), kemudian juga dihitung kerusakan, katanya mau melibatkan ahli dari IPB," ucapnya.
 
Dedi juga meminta kepada seluruh pihak terkait untuk menghentikan kegiatan-kegiatan yang membuat kendaraan mesti masuk ke hutan, terutama untuk kegiatan komersil. Dia beralasan, hutan bukan merupakan habitat dari kendaraan.
 
"Ketika motor masuk hutan, itu pasti ada burung terjatuh, pasti ada ular terinjak, pasti ada jaringan ekosistem yang pada waktu itu lagi mengalami perkembangan terganggu, karena memang bukan wilayahnya, bukan habitatnya," katanya.***
 
 
 

*

Halaman:

Editor: Eri Mulyani


Tags

Terkini

x