Kesiapsiagaan Sekolah di Bandung Soal Bencana Kurang

- 16 Februari 2023, 10:07 WIB
Petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Bekasi (kedua kiri) memberikan Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana gempa bumi kepada murid TK Marsudirini, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (7/2/2023). Pelatihan yang digelar oleh BPBD Kota Bekasi kepada Guru serta murid sekolah tersebut sebagai edukasi mengenai mitigasi bencana gempa bumi dan  penanganan bencana di lingkungan sekolah. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/hp.
Petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Bekasi (kedua kiri) memberikan Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana gempa bumi kepada murid TK Marsudirini, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (7/2/2023). Pelatihan yang digelar oleh BPBD Kota Bekasi kepada Guru serta murid sekolah tersebut sebagai edukasi mengenai mitigasi bencana gempa bumi dan penanganan bencana di lingkungan sekolah. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/hp. /Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO

Pelatihan tanggap bencana di SMPN 2 Bandung pun belum rutin dilaksanakan. Pelaksanaannya hanya satu tahun sekali saat masa pengenalan lingkungan sekolah. Menurut Erni, pelatihan tanggap bencana perlu dirutinkan minimal enam bulan sekali.

Selain itu, ketersediaan sarana prasarana penanggulangan bencana yang dimiliki SMPN 2 Bandung pun belum ideal. Fasilitas seperti tanda jalur evakuasi juga perlu diperbarui. Meski demikian, ada beberapa upaya yang dilakukan sekolah untuk mencegah bencana, seperti pemasangan alat penangkal petir, pembaruan kabel listrik agar tidak terjadi kebakaran serta pembersihan saluran air untuk mencegah banjir.

Pencegahan banjir difokuskan karena banjir pernah merusak buku di perpusatakaan SMPN 2 Bandung. Sekolah juga memastikan pembangunan gedung sekolah sesuai standar tahan gempa.

Sementara itu, di Taruna Bakti, pelatihan tanggap bencana juga dilakukan satu tahun sekali. Terakhir kali, pelatihan tanggap bencana dilaksanakan sebelum pandemi Covid-19 pada 2019.

Kepala Sekolah Dasar Taruna Bakti Irma Meirani mengatakan, karena di dalam satu lingkungan sekolah terdapat siswa sampai 700 orang, maka fokus sekolah adanya mengatur jalur evakuasi apabila terjadi bencana.

Meski demikian, anggaran bencana hanya disalurkan untuk pemeliharaan alat-alat pencegahan bencana, seperti alarm tanda bahaya. Tugas Satgas Bencana pun sebatas difokuskan pada pemeliharaan alat-alat penanggulangan bencana. Misalkan, memastikan alarm tanda bahaya berfugsi dengan baik.

Adapun, terkait edukasi bencana, sekolah telah memberikan melalui pelajaran pendidikan lingkungan hidup. Dalam pelajaran itu, menurut Irma, siswa mempelajari bagaimana menghadapi bencana, seperti gempa. ***

 

Halaman:

Editor: Kismi Dwi Astuti


Tags

Terkini