Namun, pihak FIFA tidak menganggap penting alasan seperti itu. Apalagi penolakan hadirnya timnas Israel di Indonesia juga datang dari berbagai pihak, termasuk MUI, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta PDIP dan PKS. Muatan politiknya sangat kental terutama berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu tahun depan.
Jika kita memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan prestasi sepak bola nasional dengan cara ikut serta dalam berbagai turnamen internasional, tidak ada pilihan lain kecuali harus patuh pada ketentuan FIFA. Memisahkan olahraga dari kepentingan politik memang bukan perkara gampang. Soekarno pernah mencobanya tapi tidak berhasil.
Meskipun demikian upaya ke arah sana harus terus dicari. Jika kebutuhan seperti itu diabaikan, jangan-jangan bangsa ini akan lebih lama terperangkap dalam kubangan lumpur. Tampaknya, pemerintah dan masyarakat harus lebih terbuka sehingga akan mampu mengatasi berbagai persoalan pelik dengan kepala dingin.***