Antibiotik Sintesis Bisa Kalahkan Bakteri yang Kebal terhadap Antibiotik

- 2 Maret 2023, 06:59 WIB
Mengonsumsi makanan sehat akan menjauhkan kita dari penggunaan antibiotik.
Mengonsumsi makanan sehat akan menjauhkan kita dari penggunaan antibiotik. /Huminca Sinaga /Huminca

Virus dan bakteri yang kebal terhadap antibiotik dapat dikalahkan dengan bantuan antibiotik sintetis.

Sebuah antibiotik merk baru yang dikembangkan di Rockefeller University menggunakan model hasil komputasi dari gen bakteri yang bisa membunuh bakteri yang bahkan tahan terhadap antibiotik yang lain. Merujuk pada sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Science, obat yang dikenal sebagai cilagicin cukup efektif pada anak tikus dan menggunakan mekanisme baru untuk memerangi MRSA (bakteri yang tidak bisa disembuhkan hanya dengan penggunaan antibiotik) dan berbagai infeksi berbahaya lainnya.

Temuan ini menyiratkan bahwa model komputer dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah antibiotik jenis baru. “Ini tidak hanya sebuah molekul yang baru, ini merupakan sebuah inovasi dari pendekatan baru dalam penemuan obat,” kata Sean F. Brady. “Studi ini adalah sebuah contoh biologi komputasi, pengurutan genetis, dan kimia sintetis jadi satu kesatuan untuk mengungkap rahasia dari evolusi bakteri.”

Tindakan yang nyata dalam memerangi bakteri

Dikutip dari https://scitechdaily.com, bakteri telah menghabiskan triliunan tahun dalam menemukan metode atau cara yang baru untuk saling membunuh satu sama lain. Jadi, bukan sebuah hal yang baru bahwa banyak antibiotik berasal dari bakteri itu sendiri. Kecuali penicillin dan beberapa antibiotik kuat yang berasal dari jamur. Sebagian besar antibiotik digunakan pertama kali sebagai ‘senjata’ oleh bakteri untuk melawan bakteri yang lain.

“Jutaan tahun evolusi telah memberikan jalan bagi bakteri untuk terlibat dalam ‘peperangan’ dan saling membunuh satu sama lain tanpa membiarkan musuhnya bertahan”, kata Brady yang merupakan seorang kepala Laboratorium bernama Laboratory of Genetically Encoded Small Molecules. Penemuan antibiotik ini disebabkan oleh percobaan para peneliti yang berusaha untuk menumbuhkan streptomyces atau bacillus di laboratorium dan memasukkannya ke dalam botol agar bisa digunakan untuk mengobati penyakit yang diderita manusia.

Namun, dengan meningkatnya bakteri yang tahan terhadap antibiotik ini, muncul sebuah kebutuhan mendesak untuk menciptakan senyawa baru dan mungkin kita akan kehabisan bakteri tersebut. Jumlah antibiotik yang tidak diketahui sepertinya tersembunyi di dalam genom atau tubuh bakteri. Hal tersebut membuat para peneliti sulit untuk mempelajarinya di laboratorium. “Banyak sekali jenis antibiotik yang berasal dari bakteri, tetapi sayangnya sebagian besar bakteri tidak dapat ditumbuhkan di dalam laboratorium,” ucap Brady.

 

Menemukan zat antibakteri di dalam tanah dan membudidayakannya adalah alternatif yang lebih aman untuk bisa menumbuhkan bakteri. Tetapi, cara seperti ini mempunyai beberapa kekurangan. Sebagian besar antibiotik berasal dari zat genetik yang terkunci dalam tubuh bakteri. Awalnya, cukup sulit untuk mengambil zat genetik dari dalam bakteri. Namun, dengan hadirnya teknologi seperti yang ada saat ini, membuat semuanya jadi lebih mudah.

“Bakteri merupakan makhluk hidup yang cukup rumit. Dengan mengetahui struktur tubuh bakteri bukan berarti kami tahu bagaimana bakteri bisa memproduksi protein”, ujar Brady. “Ada ribuan kelompok bakteri yang belum teridentifikasi dan kami hanya pernah mengidentifikasi sebagian kecil dari mereka.”

Halaman:

Editor: Huminca Sinaga


Tags

Terkini

x