Adu Program Ramadan demi Mengerek Rating

- 17 Maret 2023, 23:06 WIB
Warga menonton tv di salah satu bengkel sparepart elektronik di Jalan Astana Anyar, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.*
Warga menonton tv di salah satu bengkel sparepart elektronik di Jalan Astana Anyar, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.* /KHOLID/KOMTRIBUTOR "PR"

Laporan Nielsen, sebuah lembaga pengukuran audiens, data dan analitik, menunjukkan bila jumlah penonton televisi di Indonesia selalu mengalami kenaikan pada saat Ramadan. Hal itu seperti tecermin dari survei Nielsen terhadap 12.000 responden di 11 kota besar Indonesia pada periode 2019-2021.

Dalam periode tersebut tercatat ada pola yang sama dimana lonjakan penonton akan terjadi dibandingkan dua minggu sebelum atau sesudah Ramadan. Misalnya saja pada tahun 2021, dua minggu sebelum Ramadan tercatat ATR pada dua minggu sebelum Ramadan tercatat sebesar 10,4%.

Kelompok umur

Pengamat budaya dan komunikasi digital dari Universitas Indonesia Firman Kurniawan menilai, televisi sebagai sumber informasi Ramadan saat ini akan tergantung dengan kelompok umurnya. Audiens dari kelompok generasi Alpha, generasi Z dan generasi milenial atau yang berumur dari 10 sampai 43 tahun, dinilainya sudah jauh berkurang menonton televisi.
“Tetapi Gen Z dan Baby Boomer atau yang berumur 44 sampai 70 tahun, masih konsisten mengunakan televisi sebagai sumber informasi Ramadan,” katanya.
Firman menuturkan, televisi bisa tetap relevan dengan kebiasaan konsumsi media generasi saat ini. Asalkan mampu memenuhi tuntutan-tuntutan yang diharapkan penggunanya terhadap media digital, seperti interaktivitas, adanya pelibatan audiens, dan mampu menghadirkan keunikan. Hal itu termasuk tayangan-tayangan khas ramadan yang biasanya diproduksi oleh televisi.
“Televisi harus berkarakter multinteractive, multilanguage, multigrammar, multitext dan multipurpose,” katanya. ***

Halaman:

Editor: Suhirlan Andriyanto


Tags

Terkini

x