Adu Program Ramadan demi Mengerek Rating

- 17 Maret 2023, 23:06 WIB
Warga menonton tv di salah satu bengkel sparepart elektronik di Jalan Astana Anyar, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.*
Warga menonton tv di salah satu bengkel sparepart elektronik di Jalan Astana Anyar, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.* /KHOLID/KOMTRIBUTOR "PR"

Meskipun demikian, saat ini Yanti sudah jarang menonton televisi. Selain karena tidak ada program yang menarik hatinya, beragamnya pilihan kanal di Youtube juga menjadi alternatif tontonan. Selain itu, godaan dari media sosial juga besar, jadi setelah menyiapkan hidangan sahur, biasanya dia membuka Instagram atau TikTok.

"Acara televisi sekarang enggak jelas. Yang tampil dan programnya itu-itu saja. Mulai Ramadan tahun lalu saya lebih memilih nonton Youtube, seperti talkshow dari stand up comedy Indonesia. Kalau program ceramah di Youtube bisa ditonton kapan saja enggak perlu saat Ramadan," tutur Yanti.

Waktu sahur saat Ramadan juga dimanfaatkan Hendra (44) untuk menonton sinetron religi favoritnya, yaitu "Para Pencari Tuhan". Bagi Hendra, sinetron yang tahun ini memasuki musim ke-16 ini dan selalu ditunggu.

"Kalau enggak Ramadan malah enggak pernah menonton televisi. Saya sengaja menonton program religi saat Ramadan, terutama ceramah keagamaan agar puasanya afdal. Yah, hitung-hitung refresing rohani minimal satu tahun sekali," ujar Hendra.

Rating

Berdasarkan survei Neilsen Indonesia, jumlah penonton televisi selama Ramadan mengalami peningkatan. Neilsen Indonesia mencatat, angka penonton atau angka rating televisi (ATR) pada Ramadan 2019 sebesar 13,4 persen. Angka ini naik 1,1 persen jika dibandingkan dengan bulan lainnya, yaitu 12,3 persen.

Situasi serupa juga terjadi pada Ramadan 2020. Tercatat jumlah penonton televisi naik 0,7 persen jika dibandingkan bulan lainnya, yakni menjadi 14,6 persen dari 13,9 persen.
Pada Ramadan 2021, angka penonton televisi naik 1,4 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai 10,4 persen. Saat Lebaran 2021, jumlah penonton televisi menjadi 11,8 persen.

ATR pada tahun 2021 yang relatif rendah tersebut dinilai oleh Nielsen karena adanya pengaruh media digital. Pasalnya, pada tahun tersebut, konsumsi media digital mengalami peningkatan sebesar 24%. Selain itu, pada periode 2021 juga Nielsen mencatat adanya penambahan waktu konsumsi media digital sebesar 35% dibandingkan pada ramadan 2019.

Aktivitas konsumsi media digital selama Ramadan itu beragam. Namun aktivitas yang paling signifikan peningkatannya, berdasarkan laporan Nielsen, adalah menonton video dan berbelanja online.

Perubahan perilaku

Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia Hellen Katharina mengatakan, kenaikan jumlah penonton televisi setiap Ramadan adalah karena perubahan perilaku konsumen. Salah satunya karena kebutuhan hiburan ketika sahur dan menantikan waktu berbuka puasa.

"Masa Ramadan selalu mendorong kepemirsaan televisi, khususnya saat sahur, menjelang berbuka puasa, dan setelah salat tarawih. Khusus di jam sahur, peningkatan pemirsa dapat mencapai lebih dari tujuh kali lipat. Jenis program yang menunjukkan peningkatan konsumsi di masa Ramadan tentunya adalah program religi, selain itu ada juga program anak-anak, dan hiburan," kata Hellen.

Halaman:

Editor: Suhirlan Andriyanto


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x