Untuk itu, Budi menjelaskan, tahun ini RI sudah mendapatkan pinjaman 5 miliar dolar AS untuk mengejar ketertinggalan di bidang infrastruktur kesehatan, termasuk penyediaan alat-alat kesehatan di empat bidang penyakit terbanyak tersebut. Untuk mendongkrak angka dokter spesialis dan sub spesialis, Budi telah berkoordinasi dengan Kemenkeu dan Kemdikbud untuk menggulirkan beasiswa lebih banyak di tahun ini.
“Indonesia ini adalah negara satu-satunya di dunia yang pendidikan dokter spesialisnya harus bayar. Di Amerika, Jepang, Singapura, semuanya tidak bayar, makanya dokter spesialis di sini sangat jarang dan kurang,” katanya. ***