Petani Butuh Solusi Pupuk, Bukan Impor Beras

- 6 Maret 2023, 18:18 WIB
PETUGAS memberikan beras murah kepada warga pada operasi pasar beras medium di Lapang Gasmin, Antapani, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.
PETUGAS memberikan beras murah kepada warga pada operasi pasar beras medium di Lapang Gasmin, Antapani, Kota Bandung, beberapa waktu lalu. /DENI ARMANSYAH/KONTRIBUTOR "PR"

Tapi ironis, Indonesia adalah negara agraris dan nasi adalah makanan pokok orang Indonesia. Faktanya, impor tetap dilakukan meski ada atau berdekatan dengan panen raya.
Selain itu, pemerintah kerap mengidentikkan stok beras nasional dengan stok Bulog. Padahal, jika stok Bulog menipis karena harga beli Bulog lebih rendah dari harga pasar sehingga petani lebih suka memilih untuk menyimpan gabahnya daripada menjualnya ke Bulog.

Menurut Suwandi, data stok beras terdiri dari stok yang ada di masyarakat dan stok di pemerintah atau Bulog. Namun, jumlah stok beras itu berbeda-beda antarpelaku dan berbeda pula antarmusimnya. Ketersediaan beras di pemerintah lewat gudang Bulog dinilai lebih mudah dicatat. "Stok Bulog ini cukup aman di saat menjelang panen raya sekarang," tuturnya.

Dirut Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan, Bulog mendapat penugasan dari negara untuk tetap melaksanakan impor beras sebanyak 500 .000 ton beras sebagai cadangan beras pemerintah (CBP).

“Bulog bukan yang mengajukan impor beras karena Bulog hanya dikasih penugasan hasil dari proses rapat kabinet dan ditindaklanjuti dengan rakortas tiga kali,” kata Buwas seperti dilaporkan kontributor “PR” Satrio Widianto.

Keputusan pemerintah mengimpor beras membuat para petani menjerit. Seorang Petani asal Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Denis Sunarya (40) mengatakan, petani akan semakin merugi jika pemerintah melakukan impor beras dan melakukan operasi pasar menjelang panen raya.

"Setiap musim panen raya memang harga turun, tapi kalau impor itu sangat merugikan petani. Nanti harga akan semakin anjlok," kata Deni kepada kontributor “PR” Muhammad Ginanjar, Sabtu 4 Maret 2023.

Deni mengatakan, pemerintah seharusnya memikirkan hal yang lebih menguntungkan petani ketimbang memaksa untuk melakukan impor. "Kalau harga mau stabil, seharusnya pemerintah itu memikirkan masalah pupuk, sekarang pupuk itu susah belum mahal, itu harusnya yang dipikirkan, kalau impor sama saja mematikan kami," katanya.

Menurut Deni, pemerintah seharusnya memikirkan kesejahteraan para petani dengan cara memudahkan pasokan pupuk dan membuat harganya stabil. Saat ini, petani Cianjur enggan untuk menjual berasnya ke Bulog, karena tidak sesuai dengan biaya produksi. Seharusnya, pemerintah tidak usah takut stok beras tidak ada atau kekurangan kalau harga pupuk normal dan pasokannya stabil.

"Kalau terus-terusan impor, pemerintah sama saja mematikan kami, yang kami perlukan itu pupuk, ," katanya.

Anjlok

Sejumlah petani di Karawang pun menyesalkan kebijakan pemerintah mengimpor beras saat tiba masa panen raya. Kebijakan tersebut dinilai sangat berpengaruh terhadap jatuhnya harga jual gabah saat ini.

Halaman:

Editor: Suhirlan Andriyanto


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x