Dia mencontohkan seperti di Tasikmalaya terdapat industri besar yang kaitannya dengan bordir. Pembeli masuk ke industri besar, kemudian industri besar tersebuy membagi-bagikan kebutuhan bahan ke IKM. Selanjutnya, industri besar terkait tinggal menyatukannya.
Sementara itu, perwakilan serikat pekerja dari FSP LEM SPSI Jabar M Sidarta mengatakan, pekerja dipastikan belum siap menghadapi otomatisasi. "Tapi kami sadar tenaga kerja robotik atau otomatisasi memang tidak bisa dihindarkan. Jangankan pekerja, pemerintah pun saya yakin juga belum siap menghadapi hal tersebut,"ucapnya.
Meski demikian, dia mengimbau pekerja harus meningkatkan kapasitas, kompetensi dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi era otomisasi atau digital ini dalam dunia kerja.
"Otomatisasi ini sudah lama diketahui, seharusnya pemerintah juga sudah harus sudah melakukan antisipasi dengan menyiapkan angkatan kerja yang terampil berkolaborasi dunia pendidikan dan industri,"ucapnya.***