Selama ini yang masih menjadi budaya adalah "merasa sudah hebat", seperti katak dalam tempurung. Padahal jika ada peran aktif para pemangku kepentingan sepak bola lainnya, untuk melakukan pembinaan usia muda.
“Akademisi dengan sport science-nya dan pemerintah, semua dinilainya pasti akan berjalan. Sebab, dampak manfaat grassroot bukan hanya untuk federasi, tetapi berdampak lebih luas. Mengubah sepak bola untuk semua, mulai dari grassroot 6-12 tahun mampu mengidentifikasi dan mendeteksi siapa yang benar-benar berbakat untuk kemudian dilakukan development," katanya.
Kepengurusan baru PSSI periode 2023-2027 ini dinilainya harus bisa melakukan perbaikan sepak bola nasional dari hulu ke hilir. PSSI harus bisa membuat program jangka panjang untuk membentuk budaya sepak bola dengan membangun nilai, sistem, dan prosedur.***