FIVB Kritisi Singkatnya Waktu dan Minimnya Jumlah Peserta Proliga 2023

20 Maret 2023, 22:15 WIB
Proliga /

KORAN PR - Federasi Bola Voli Internasional (FIVB) menyoroti pendeknya waktu penyelenggaraan kompetisi bola voli Proliga 2023. Medio waktu penyelenggara­an kompetisi di suatu negara, dinilai Presiden FIVB Ary da Silva Graca Filho akan sangat berpengaruh untuk pengembangan pemain ke depan.

Dia mengkritisi jadwal proliga yang merupakan kasta kompetisi tertinggi di tanah air tapi hanya berjalan tiga bulan dengan jumlah peserta yang tidak banyak. Khususnya di putri yang hanya diikuti enam tim.

“Kalau bisa jumlah tim harus lebih banyak, sehingga kompetisi bisa berlangsung lebih panjang medionya. Itu akan sangat bagus untuk pengembangan serta pembinaan pemain kedepannya dan muaranya nanti pada masa depan Tim Nasional tentunya," kata dia, saat melihat langsung final Proliga 2023, di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu, 19 Maret 2023.

Melihat pencapaian prestasi Indonesia yang sudah menguasai Asia Tenggara, Ary Graca mengatakan jika sudah sepantasnya Indonesia naik ke level yang lebih tingg iagi. FIVB pun siap membantu pengembangan bola voli Indonesia untuk bsia bersaing di kancah internasional lebih tinggi, tidak hanya di kawasan Asia Tenggara.

Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI), Imam Sudjarwo berterima kasih atas perhatian dan masukan dari Presiden FIVB dalam meningkatkan prestasi bola voli Indonesia agar bisa bersaing ke level lebih tinggi. Demi lebih meningkatkan kompetitif kompetisi, rencananya Proliga musim depan akan bertambah dua tim baru di sekor putri.

Tanda tanya

Sementara itu, penetapan peraih penghargaan individu Proliga 2023 sempat mengundang tanda tanya. Misalnya untuk MVP, jika biasanya jatuh kepada pemain terbaik yang memperkuat tim juara ataupun runner-up, tapi justru diberikan kepada pemain tim peringkat ketiga, Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia, Mediol Stiovanny Yoku.

Kemudian, untuk top skor, server, dan blocker ada anggapan jika penilai PBVSI terbalik. Hal tersebut juga diungkapkan komentator Proliga Rheza Pradita di sosial medianya.

"Best server seharusnya jelas, karena ber­dasarkan statistik ace terbanyak. Secara statistik adalah Fernanda Tome (Jakarta BIN)," katanya. Sementara Madeline Jazmin Guillen (Bandung BJB) penerima penghargaan setter terbaik, dinilai harusnya mendapatkan predikat top skor yang justru diberikan kepada Tome.

Menjawab hal itu, Direktur Proliga Hanny Surkatty mengatakan, pemberian penghargaan individu itu sudah berdasarkan statistik resmi selama Proliga 2023. Namun yang salah pengertian itu bahwa penilaian itu dimulai dari final four.

"Tidak ada yang salah, sudah dilihat secara statistik dihitung dari final four. Kalau masalah MVP kan yang bisa mendapatkan gelar itu hanya pemain lokal. Jadi tidak benar kalau kontrovesi, kemarin pun sudah diklarifikasikan," ujarnya.***

Editor: Moh. Arief Gunawan

Tags

Terkini

Terpopuler