Menteri Teten Siapkan Alih Usaha bagi Pedagang Pakaian Bekas Impor yang Bisnisnya Ditutup

22 Maret 2023, 20:50 WIB
Ilustrasi thrifting. Thrifting Dilarang Cimol Gedebage Terancam? Ini Sikap Pemkot Bandung. /Freepik

KORAN PR - Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM) akan menyiapkan alih usaha bagi para pedagang pakaian bekas impor yang bisnisnya ditutup. Penutupan usaha pakaian bekas impor pun diharapkan dapat membuat pedagang beralih untuk menjual produk UMKM.

Hal itu disampaikan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki menanggapi tutupnya sejumlah usaha pakaian bekas impor di beberapa wilayah seperti Jakarta dan Bandung.

"Kalau pakaian bekas ilegal ini ditarik, pasti kan akan ada produk lokal yang mengisi market itu. Kami juga akan menyiapkan itu, bagaimana alih usahanya nanti dengan pak Mendag (Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan). Saya sudah ketemu dengan UKM-UKM lokal, mereka sudah siap kok mengisi itu," ujar Teten seperti dikutip dari Antara, Rabu 22 Maret 2023.

Baca Juga: Mendag Zulkifli Hasan Tegaskan Tak Larang Thrifting, Asal Pakaian Bekas yang Diperjualbelikan Produk Lokal

Teten menyampaikan, penutupan usaha pakaian bekas impor memang harus dilakukan karena dapat mematikan UMKM yang menjual produk lokal, seperti pabrik konveksi yang tutup hingga pemutusan kerja bagi desainer, penjahit hingga distributor.

Menurut Teten, pedagang mikro seperti pakaian bekas asal impor memiliki daya tahan yang besar dan lebih fleksibilitas dalam menjual dagangannya sesuai dengan musim. Dia berharap, pakaian bekas impor yang diperjualbelikan bisa diganti dengan produk lokal atau produksi UMKM.

"Kalau kali ini musim duren, dia jualan duren. Sekarang jual rambutan, bulan puasa mungkin mereka jualan kolak. Jadi fleksibel kayak gitu. Enggak usah rumit mikirin, kalau mereka spesialnya jualan pakaian jadi, kita akan hubungkan dengan para produsennya. Siap kok mengisi," kata Teten.

Baca Juga: Ada Larangan Jual Beli Pakaian Bekas Impor, Pasar Cimol Gedebage Tutup Sementara

Teten meminta pedagang kecil seperti penjual pakaian bekasi impor tidak dijadikan tameng untuk memberantas penyelundupan barang ilegal sebab, pelaku UMKM akan kalah saing secara harga jika dibandingkan dengan barang bekas impor ilegal/selundupan.

"Ayo sama-sama, bela UMKM kita dari penyelundupan ini. Jangan pakai tameng pedagang kecil untuk menutupi penyelundupan ini, jangan," katanya.


Kementerian Koperasi dan UKM sendiri telah menyediakan hotline bagi usaha yang terdampak dengan pelarangan pakaian bekas asal impor ilegal di nomor 0811 1451587.

Sulit dapat stok

Sementara, sejak pelarangan pakaian bekas impor ini makin digaungkan, Sejumlah pedagang pakaian bekas impor (thrifting) di Pasar Senen, Jakarta Pusat, mengaku sulit mendapatkan stok. Apalagi, setelah Bareskrim Polri menyita ribuan pakaian bekas (ballpres) di gudang penyimpanan.

"Susah, sudah tiga hari ini kami tidak bisa ambil stok karena gudang tidak ada yang buka, takut kena sita juga," kata salah satu pedagang celana bekas di Pasar Senen, Iwan (53).

Ia mengaku sulit mendapatkan stok pakaian bekas yang biasanya bisa didapatkan dalam jumlah pakaian bekas per 100 kilogram.

Baca Juga: Dinilai Tak Sentuh Akar Masalah, Pemusnahan Pakaian Bekas Impor Tak Akan Optimal Perangi Thrifting

Ia mengatakan sisa stok celana jins dan rok bekas yang dapat dijual di tokonya hanya berkisar 150 potong.

Senada dengan itu, pedagang pakaian bekas lainnya, Amir (28), menjelaskan masih bisa membeli stok pakaian bekas dalam jumlah kodi atau 20 potong baju.

Ia mengaku gudang yang biasanya memasok pakaian bekas terkena penyitaan oleh Bareskrim Polri. Para pedagang khawatir hanya bisa menjual pakaian bekas dengan stok yang ada, terlebih menjelang puasa dan Lebaran.

Baca Juga: Soal Larangan Thrifting, Pedagang Pakaian Bekas Pasar Cimol Gedebage Bandung Minta Solusi

Di Bandung, pedagang pakaian bekas di Pasar Cimol Gedebage memilih tutup sementara sampai waktu yang belum ditentukan. Selain resah karena pelarangan jual beli pakaian bekas impor, mereka juga mengaku mulai kesulitan mendapatkan pasokan baju bekas.

Pembeli masih ramai

Di sisi lain, pembeli pakaian bekas impor di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat, masih terlihat ramai dari berbagai kalangan, baik muda maupun tua.

Salah satu pembeli pakaian bekas impor, Aisyah (19) mengatakan pusat thrifting di lantai 2 Pasar Senen menjadi alternatif untuk berbelanja dengan harga terjangkau.

"Lumayan puas berbelanja di sini karena pilihannya banyak, harganya juga murah, ada yang Rp 50.000 dapat tiga (potong baju)," katanya.

Baca Juga: Kemendag Musnahkan 730 Bal Pakaian, Sepatu, dan Tas Bekas Impor Senilai Rp 10 Miliar

Sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri menggerebek gudang penyimpanan pakaian bekas impor/thrifting di wilayah Jakarta dan Bekasi dengan menyita 7.113 pakaian bekas, Senin 20 Maret 2023.

Penggerebekan dilakukan bersama Tim Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea Cukai dengan mendatangi tiga lokasi, yakni di Pasar Senen Blok III, Jakarta Pusat; Gudang Jalan Kramat Soka Nomor 19 RT 002 RW 002, Kelurahan Kramat, Kecamatan Senen dan Jalan Raya Samudera Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. ***

Editor: Kismi Dwi Astuti

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler