”Itu bisa dilihat ada hong buat air, tapi saya enggak tahu airnya mengalir ke mana. Saya khawatir ada longsor susulan yang bisa menimpa rumah saya, karena airnya itu masih terus mengalir,” kata Dicky, yang rumahnya bersebelahan dengan rumah Gontok.
Menurut dia, banyak warga lain di kompleks CPI yang rumahnya kebanjiran oleh luapan sungai yang melintang di perumahan tersebut. Dia memperkirakan, ada ratusan rumah di CPI yang tergenang air, dengan ketinggian air bervariasi hingga mencapai semeter.
”Kompleks ini memang rawan, kalau habis hujan deras itu biasanya ada rumah yang kebanjiran. Dari tengah malam sampai subuh itu kan hujan terus, jadi banyak rumah yang terkena banjir. Sampai siang juga masih banyak orang yang membersihkan rumahnya dari sisa banjir,” katanya.
Selain di permukiman, banjir juga terpantau menggenangi Jalan Kopo Soreang di sejumlah titik, di antaranya yaitu di sekitar kawasan Warunglobak. Bahkan, genangan air di jalan raya itu pun masih tersisa pada siang hari, meski hujan sudah mereda pada pagi hari.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mencatat, wilayah terdampak banjir di Kabupaten Bandung bukan hanya meliputi wilayah Soreang. Namun, Kecamatan Kutawaringin, Bojongsoang, Ibun, Pameungpeuk, Majalaya, dan Baleendah juga terdapat banjir.***