KORAN PR - Longsor merobohkan tembok rumah di kompleks Cingcin Permata Indah (CPI), Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis, 23 Maret 2023 subuh. Perumahan itu pun terdampak banjir parah, seiring dengan hujan berintensitas tinggi di Kabupaten Bandung pada Kamis dini hari.
Rumah yang temboknya roboh itu berada di Blok G, yang berbatasan langsung dengan Perumahan Caraka Soreang Regency. Diduga, tembok rumah runtuh akibat saluran drainase yang buruk di Kompleks Caraka Soreang Regency, yang posisinya berada di atas kompleks CPI.
Gontok Sumardiono (50), pemilik rumah yang temboknya jebol, menuturkan bahwa tembok rumahnya ambruk sekitar pukul 3.30. Ambrukan tembok rumah itu disertai dengan limpasan air yang begitu deras, hingga tiga rumah yang ada di seberangnya ikut terbanjiri.
”Sebelumnya memang ada hujan, sekitar jam 1.30 itu terasa hujan cukup deras, sempat agak mereda tapi hujannya gede lagi. Nah, pas sahur itu, jam 3.30, temboknya jebol,” kata Gontok di rumahnya, RT 3 RW 18, Desa Cingcin, Kecamatan Soreang.
Dia memastikan, tak ada korban dalam kejadian longsor tersebut. Namun berbagai barang berharga miliknya rusak terkena reruntuhan tembok maupun terjangan air bah.
Rumah yang temboknya jebol memang tidak dipakai untuk tidur, melainkan buat gudang dan garasi.
”Enggak ada korban, karena di situ buat garasi, saya dan keluarga tinggal di seberangnya. Mobil saya rusak berat, kaca di belakangnya itu jebol kena tembok, air juga masuk ke mobil. Ada tiga motor dan satu sepeda ikut terkena reruntuhan tembok yang hancur,” katanya.
Longsor susulan
Dicky (36), warga lain, menilai, tembok yang ambruk itu dipicu oleh saluran air dari Kompleks Caraka. Sekitar setahun lalu, air dari perumahan itu bocor ke rumahnya, tapi akhirnya ditangani oleh Dicky karena tak ada respons dari pengembang Perumahan Caraka.
”Itu bisa dilihat ada hong buat air, tapi saya enggak tahu airnya mengalir ke mana. Saya khawatir ada longsor susulan yang bisa menimpa rumah saya, karena airnya itu masih terus mengalir,” kata Dicky, yang rumahnya bersebelahan dengan rumah Gontok.
Menurut dia, banyak warga lain di kompleks CPI yang rumahnya kebanjiran oleh luapan sungai yang melintang di perumahan tersebut. Dia memperkirakan, ada ratusan rumah di CPI yang tergenang air, dengan ketinggian air bervariasi hingga mencapai semeter.
”Kompleks ini memang rawan, kalau habis hujan deras itu biasanya ada rumah yang kebanjiran. Dari tengah malam sampai subuh itu kan hujan terus, jadi banyak rumah yang terkena banjir. Sampai siang juga masih banyak orang yang membersihkan rumahnya dari sisa banjir,” katanya.
Selain di permukiman, banjir juga terpantau menggenangi Jalan Kopo Soreang di sejumlah titik, di antaranya yaitu di sekitar kawasan Warunglobak. Bahkan, genangan air di jalan raya itu pun masih tersisa pada siang hari, meski hujan sudah mereda pada pagi hari.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mencatat, wilayah terdampak banjir di Kabupaten Bandung bukan hanya meliputi wilayah Soreang. Namun, Kecamatan Kutawaringin, Bojongsoang, Ibun, Pameungpeuk, Majalaya, dan Baleendah juga terdapat banjir.***