Flu Burung Merebak RSHS Siapkan Ruang Khusus

- 8 Maret 2023, 22:41 WIB

KORAN PR - Virus flu burung atau H5N1 kembali merebak di Jawa Barat. Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Hasan Sadikin atau RSHS Bandung pun telah menyiapkan antisipasi penanganan kasus penularan H5N1 pada manusia.

 

Ruangan khusus infeksi te­lah disiapkan. Begitu pula dengan tata laksana pena­nganan kasus telah disimula­sikan. Meski demikian, hingga saat ini belum ada kasus penularan flu burung pada manusia yang ditangani oleh RSHS.

Ketua Tim Pinere, dr Yovita Hartantri menuturkan, un­­tuk mengantisipasi ada­nya kasus penularan flu burung pada manusia, pihak­nya pada 27 Februari sudah mendapatkan informasi me­ngenai sosialisasi kesiapsiagaan munculnya infeksi Avi­an Influenza (AI). Hal itu ten­tu­nya bukan hal baru ka­rena se­lama ini RSHS sudah me­miliki tim yang mena­ngani infeksi khusus yang mempunyai tendensi untuk me­nim­bulkan wabah atau ke­jadian luar biasa.

”Kami memiliki tim de­ngan atas koordinasi direktur medis dan direktur utama,” kata dia dalam jumpa pers di RSHS, Rabu, 8 Maret 2023.

Selain itu, RSHS telah me­miliki ruangan untuk me­na­ngani kasus-kasus infeksi khu­sus yaitu ruangan ber­tekanan negatif yakni ruang­an isolasi infeksi khusus di Ke­muning. Ruangan yang juga sudah difasilitasi oleh adanya alat bantu napas ventilator.

”Kami siapkan ruangan te­kanan negatif yang khusus digunakan untuk pasien-pa­sien dengan penularan seca­ra airborne disease. Me­nge­nai alur, kita juga sudah me­miliki pengalaman 2007, sudah menerima kasus H5N1 dan kemudian pandemi Co­vid-19,” tuturnya.

Dikatakannya, RSHS sudah memiliki alur pasien-pa­sien yang terdiagnosa lewat IGD dan juga bisa lewat poliklinik, kemudian ke ruang­an isolasi khusus, lalu pasien akan dipindahkan ke ruang rawat melalui jalur luar. ”Ka­rena kita tahu, pe­nyakit ini sangat infeksius. Jadi harus dilakukan pena­nganan seca­ra khusus,” ucap­nya.

Selain itu untuk pengambilan sampel, pihaknya di­bantu laboratorium dengan mikro patologi klinik litbang­kes Kementerian Kesehatan.

Kematian tinggi

Lebih jauh, Yovita me­nga­ta­kan, AI adalah suatu infeksi influenza pada unggas atau zoonosis yang sebenar­nya sudah ada sejak lama. ”Kalau kita lihat laporan dari WHO, itu sejak 2003 sampai dengan 2023 sekitar 800 kasus dan yang meninggal tinggi sekitar 450. Dan kalau kita melihat data di Indonesia dari WHO, dari ta­hun 2003 sampai 2023 yaitu sekitar 200 kasus H5N1 de­ngan yang meninggal sekitar 160. Jadi memang kematiannya cukup tinggi, lebih dari setengah bahkan hampir 75 persen,” ucapnya.

Halaman:

Editor: Eri Mulyani Mubarok


Tags

Terkini

x