Tetap Bertahan di Pasar Kuda Citeureup CImahi

- 5 Maret 2023, 22:25 WIB
MARASATI Harahap (52) masih bertahan berjualan aksesori kuda di Pasar Citeureup, Kota Cimahi,  Minggu, 5 Maret 2023.*
MARASATI Harahap (52) masih bertahan berjualan aksesori kuda di Pasar Citeureup, Kota Cimahi, Minggu, 5 Maret 2023.* /RIRIN NUR FEBRIANI/"PR"

Menurutnya, dulu para pe­­langgan Pasar Kuda selain datang dari berbagai da­erah di Jawa Barat, juga berasal dari luar Pulau Jawa, seperti Aceh, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Ti­mur.

”Pada zaman mertua saya, harga seekor kuda Sumbawa dijual sekitar Rp300.000. Masih kuda pe­mu­la yang perlu dilatih baik untuk delman atau untuk kuda tunggangan di lokasi-lokasi wisata. Kalau kuda sekarang harganya sudah mahal, di atas Rp2 juta,” ujarnya.

Meski peminat aksesori kuda kini tidak sebanyak dulu, Abang Kuda mengaku akan tetap bertahan. Bahkan, dia pun merambah pemasaran dengan banyak menjual dagangannya secara online.

"Saya coba jualan online dan masih banyak peminatnya, yang beli ada yang dari luar kota seperti Aceh dan Kupang. Ada juga yang beli langsung ke sini, paling yang dari daerah Kabupaten Bandung Barat. Selain jualan aksesori kuda, saya juga jualan sabuk, tas, dan dompet kulit bikinan sendiri. Ada juga aksesori untuk domba. Untuk bahan kulit, saya beli di daerah Cibaduyut, Kota Bandung," bebernya.

Para pedagang sempat diundang Pemkot Cimahi pada tahun 2001 untuk membicarakan perencanaan operasional dan prospek Pasar Kuda.

"Pernah diundang rapat untuk Pasar Kuda, tapi belum ada kelanjutan untuk keberadaan Pasar Kuda. Malah sekarang jadi pasar onderdil. Para pedagang terserah mau diapakan kedepannya oleh Pemkot Cimahi, syukur-syukur mau dibuat lagi dengan lokasi baru jika memungkinkan," ucapnya.

Tetap bertahan

Meski demikian, dia menyatakan akan tetap bertahan berjualan aksesoris kuda. "Kalaupun tidak ada rencan ke depan terkait Pasar Kuda, ya enggak apa-apa. Saya masih akan tetap bertahan di sini jualan kebutuhan kuda karena memang masih banyak diminati masyarakat," tuturnya.

Sementara itu, Koordinator Pasar Citeureup, Atet Supidiana menjelaskan, total kios yang ada di Pasar Citeureup sebanyak 87 kios, tetapi yang terisi hanya 38 kios.

"Memang tidak semua kios terisi, berkurang yang jualan di sini mungkin karena sepi dan yang butuh onderdil tidak setiap hari di beli, kalau perlu banget baru beli," katanya.

Untuk mendongkrak penjualan, pengelola pasar mendorong para pedagang agar menjual juga produknya melalui online. "UPTD Pasar juga sudah menyediakan pelatihan penjualan secara online. Makanya sekarang pedagang lebih banyak menjual barangnya secara online," sebutnya.

Halaman:

Editor: Eri Mulyani Mubarok


Tags

Terkini