“Kami berani lakukan ini karena Unpad memiliki SDM yang sangat luar biasa bagus. Rumah sakit ini akan bisa dioperasikan dengan sebagian besar SDM milik unpad. Kami sangat yakin sustainabilitynya karena SDM yang dimiliki unpad luar biasa,” paparnya.
Untuk tahap berikutnya, RS Unpad akan dikembangkan menjadi Rumah Sakit Kelas A dengan kapasitas 900 tempat tidur. Sumber dana pembangunan tahap berikutnya akan berasal dari skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Kekurangan rumah sakit
Sementara itu, Ridwan Kamil menyampaikan, pembangunan RS Unpad diharapkan dapat mengurangi rasio kekurangan infrastruktur kesehatan di Indonesia.
Jabar menurutnya kekurangan 20 - 30 persen rumah sakit. Adanya RS Unpad ini diharapkan dapat mengurangi rasio kekurangan rumah sakit tersebut.
Mengenai tantangan untuk membangun dengan skema KPBU, Ridwan Kamil optimistis pembangunan tahap selanjutnya akan menarik banyak pihak untuk berkolaborasi melalui skema tersebut.
Baca Juga: Penuhi Kekurangan Dokter Spesialis, Pemerintah Beri Beasiswa 5.000 Dokter Umum hingga 2024
“Bisnis nomor satu yang paling disukai saat ini adalah RS. Cash flownya terukur, makanya jangan khawatir, tahap 2 berikutnya tanpa dana negara saya yakin cari investor tidak susah,” kata Ridwan Kamil.
Senada dengan Ridwan Kamil, Arif Yahya juga mengatakan, selain memberikan manfaat meningkatkan kualitas kesehatan, RS Unpad juga diyakini akan memberikan keuntungan di sisi proses bisnis.
“Jadi secara in short sangat menguntungkan, tidak sekadar tridarma. Semoga punya nilai sosial yang bagus, lingkungan bagis, dan ekonomi yang bagus,” kata Arief.
Baca Juga: Mayapada Hospital Bandung Tawarkan Delapan Pusat Layanan Kesehatan Unggulan