Guru Besar IPB University Sebut Indonesia Perlu Waspada Merebaknya Kembali Wabah Flu Burung

- 22 Februari 2023, 11:21 WIB
Prof Ronny Rachman Noor, Guru Besar Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University.*
Prof Ronny Rachman Noor, Guru Besar Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University.* /DOK HUMAS IPB UNIVERSITY

KORAN PR - Wabah flu burung dikabarkan tengah merebak kembali setelah Covid-19. Badan Kesehatan Dunia (WHO) saat ini memperkirakan sekitar 500 juta ayam dan unggas mengalami kematian akibat virus H5N1.

Tentu saja hal ini mengundang kekhawatiran masyarakat dunia. Karena flu burung bukan hanya menginfeksi unggas, namun mamalia lain seperti beruang, singa, dan binatang lainnya.

Prof Ronny Rachman Noor, Guru Besar Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menjelaskan, virus ini memang dikenal sangat ganas dan infeksius. Kebangkitan wabah flu burung ini sudah muncul sejak tahun 2021 lalu. Flu burung kembali merebak di Eropa, Amerika dan Australia kemudian ke selatan memasuki wilayah Amerika Selatan.

“Sampai saat ini vaksinasi memang masih menjadi pilihan, namun banyak negara tidak melakukannya karena adanya kekhawatiran terjadi penyebaran yang lebih luas lagi akibat unggas tanpa gejala akan ikut menyebarkan virus ini pada unggas yang belum divaksin,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu 22 Februari 2023.

Keputusan besar dengan memusnahkan unggas yang terinfeksi di wilayah terdampak dinilai kurang tepat. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat pemusnahan massal tidak sedikit.

“Dari sisi risiko penyebaran flu burung ini ke seluruh dunia yang semakin buruk ini vaksinasi memang diperlukan untuk mengendalikan wabah ini,” lanjutnya.

Sangat ganas

Hasil evolusi dan mutasi yang dialami oleh virus pathogen dinilai menjadi biang dari merebaknya wabah flu burung. Kemunculan strain H5 dan H7 pada flu burung menyebabkan efek mematikannya sangat ganas. “Strain ini menyebar pada burung liar dan akhirnya kembali menyebar pada unggas,“ ungkapnya.

Berdasarkan pola penyebaran virus flu burung empat tahun terakhir, wabah ini kembali akan menghantui dunia. “Penemuan strain baru virus flu burung yaitu varian 2.3.4.4b yang dikenal ganas diduga akan menjadi faktor penyebarnya,” katanya.

Strain baru virus flu burung ini dapat juga menyerang berbagai spesies termasuk mamalia. Kabar terbarunya, strain ini menyebabkan kematian 52 ribu yang menyerang cempelai di Spanyol. Virus flu burung ini juga menyerang kalkun, pelican dan burung liar lainnya.

Halaman:

Editor: Kismi Dwi Astuti

Sumber: Siaran Pers


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x