Dikukuhkan Jadi Guru Besar, Clara Orasikan Linguistik Terapan yang Harus Rangkul Teknologi

18 Maret 2023, 17:26 WIB
Prof. Dr. Dra. Clara Herlina Karjo, M.Hum., saat pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Linguistik Terapan di Auditorium Binus University, Kampus Anggrek, pada Jumat, 10 Maret 2023. /Binus University


KORAN PR - Teknologi menjadi suatu kebutuhan yang sangat krusial bagi kehidupan, terutama dalam aspek pendidikan. Penggunaan teknologi terbukti mampu membuat suatu ilmu dapat diajarkan dengan lebih mudah dan efisien.

Meski belum merata, namun peran teknologi dalam dunia pendidikan di Indonesia sangatlah besar.

Salah satunya adalah dalam bidang ilmu Linguistik Terapan, yang merupakan salah satu cabang linguistik yang membahas terkait penerapan berbagai penemuan ilmiah di bidang linguistik.

Bidang ilmu Linguistik Terapan memiliki tujuan menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan bahasa di dalam masyarakat.

Baca Juga: Tidak Sekadar Keahlian Teknis, Mahasiswa Juga Harus Peduli Lingkungan Hidup

Dosen Faculty of Humanities, Binus University, Prof. Dr. Dra. Clara Herlina Karjo, M.Hum., yang baru saja resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Linguistik Terapan pada Jumat, 10 Maret 2023 di Auditorium Binus University, Kampus Anggrek, mengemukakan pentingnya teknologi dalam Linguistik Terapan.

Dalam pidato orasi ilmiah yang berjudul Affordances of Technology in the Study and Practice of Applied Linguistics, Clara menggagas bahwa Linguistik Terapan adalah bidang studi yang dapat menjembatani kesenjangan antara teori linguistik dan masalah terkait bahasa di dunia nyata.

Ia membagi penerapan Linguistik Terapan dalam 3 cakupan, yaitu penggunaan teknologi dalam pengajaran bahasa, penggunaan teknologi dalam pembelajaran bahasa, dan penggunaan teknologi penelitian terkait bahasa.

Baca Juga: Rancangan Mahasiswa UI Soal Terowongan Jadi Hunian, Raih Honourable Mention Winners di Las Vegas

Penggunaan teknologi dalam bidang pengajaran bahasa telah menjadi semakin penting, terutama selama pandemi COVID-19 ketika e-learning menjadi solusi yang harus diadopsi oleh banyak institusi pendidikan.

“Meskipun beberapa praktisi Linguistik Terapan mungkin merasa tidak nyaman, penggunaannya teknologi tidak dapat dihindari dalam semua praktek dan studi Linguistik Terapan. Penggunaan teknologi membantu meningkatkan pengalaman belajar siswa dengan menawarkan interaksi yang lebih personal dan penggunaan multimedia”, tutur Clara.

Dalam hal pembelajaran bahasa, teknologi komputer telah terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari generasi mahasiswa, yang dikenal sebagai digital natives atau yang sudah akrab dengan teknologi komputer sejak lahir.

Dampak dari teknologi komputer dapat dijelaskan menggunakan tiga metafora yang membentuk cara siswa memandang teknologi dalam pembelajaran mereka: Komputer sebagai tutor, cepat komputer sebagai alat, dan komputer sebagai media.

Baca Juga: Delapan Universitas di Australia Sepakat Tampung Mahasiswa Indonesia dalam Program IISMA

Dia menambahkan, teknologi juga telah memungkinkan pengembangan penelitian baru dan inovatif, seperti linguistik corpus, analisis wacana digital, dan terjemahan mesin.

Dalam praktiknya, teknologi membantu mempercepat dan memudahkan analisis data, meningkatkan akurasi hasil, dan memungkinkan pengumpulan data dalam jumlah besar dengan cepat.

Teknologi juga berperan dalam penelitian terkait bahasa yang seringkali bersinggungan dengan disiplin ilmu lain, seperti pada penelitian linguistik forensik yang merupakan bentuk penelitian berbasis bahasa yang berkaitan dengan masalah hukum.

Penelitian linguistik korpus yang merupakan studi linguistik atas sampel bahasa lisan dan tulisan dalam jumlah besar yang dapat dibaca dan dianalisa menggunakan komputer dan teknologi korpus.

Baca Juga: Dosen IPB University Olah Limbah Tandan Sawit Jadi Bahan Baku Fesyen

Penelitian dalam terjemahan mesin melibatkan penerjemahan teks tertulis atau lisan dari satu bahasa ke bahasa lain dengan menggunakan mesin penerjemah penelitian fonetik dan fonologi yang mempelajari bunyi ujaran dan pola bunyi dalam bahasa yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental.

Teknologi yang digunakan adalah alat penganalisa bunyi, misalnya untuk mengidentifikasi penempatan tekanan leksikal pada kata kata.

Penelitian dalam wacana digital (Digital Discourse) meneliti bagaimana wacana digital yang bersifat multimodal dan multisemiotik digunakan untuk mengidentifikasi identitas, aktivitas, dan ideologi di dunia digital.

Riset Linguistik Terapan yang menggunakan teknologi juga dapat dikategorikan sebagai riset humaniora digital riset Linguistik Terapan berupaya menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan bahasa. Tujuannya adalah memberi solusi teknologi atas permasalahan bahasa di dunia nyata.

Dukungan Binus University

Clara menilai, Binus University telah sejak lama mengembangkan solusi digital sebagai bagian dari implementasi Linguistik Terapan ini, seperti BinusMaya dan aplikasi Beelingua untuk meningkatkan proses pendidikan dan memfasilitasi akses pendidikan bagi calon siswa yang memiliki akses terbatas.

Ia menyarankan, untuk menghasilkan dampak yang lebih besar, penelitian Linguistik Terapan harus dilakukan secara kolaboratif dengan disiplin ilmu lain. BINUS telah mendirikan Research Interest Groups (RIG) untuk memfasilitasi penelitian kolaboratif antara dosen dari beberapa departemen yang berbeda.

Selain itu, fasilitas pusat penelitian untuk studi humaniora yang menyediakan infrastruktur teknologi penelitian agar lebih mudah diakses dan tersedia secara luas.

Baca Juga: IPB University Jadi Kampus Pertama yang Punya Laboratorium Riset Pengolahan Kelapa Sawit Mini di Indonesia

Menurutnya, ahli bahasa terapan harus merangkul teknologi dalam setiap aspek pekerjaan mereka. Dengan mengembangkan solusi digital baru dan mempelajari kompetensi baru, seperti kolaborasi dengan ilmuwan komputer, ahli bahasa terapan dapat menghasilkan solusi yang lebih akurat dan efektif dalam menyelesaikan masalah kehidupan nyata.

Melalui upaya kolaboratif dan pemanfaatan teknologi yang tepat, Linguistik Terapan dapat menyatukan orang dan memberikan kontribusi bagi kemajuan ilmiah di Binus serta memberikan dampak yang bermanfaat bagi masyarakat.

Guru besar tetap

Clara merupakan Guru Besar Tetap yang kesembilan belas yang dikukuhkan Binus University.

Upacara Pengukuhan dilakukan pada Sidang Terbuka yang dipimpin oleh Ketua Senat dan Rektor Binus University, Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M. serta dihadiri Dewan Guru Besar Binus University dan Guru Besar Tamu, Pimpinan Bina Nusantara, keluarga, dan tamu undangan.

“Sungguh bangga! Prof. Clara merupakan akademisi yang memiliki banyak karya dan pencapaian namun tetap bersahaja. Di Binus, Ilmu Linguistik akan semakin menarik karena sudah memiliki profesor yang ahli dalam bidang tersebut. Semoga akan semakin berkembang dan mendukung roadmap BINUS ke depannya untuk riset-riset dalam bidang tersebut”, tutur Rektor Binus University, Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M. dalam sambutannya.

Baca Juga: Paramadina Berkolaborasi dengan Green Waqf untuk Pembangunan Kampus Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan

Clara memiliki kepakaran dalam topik riset translation, e-learning, digital discourse, sociolinguistics, dan applied linguistics.

Selama 20 tahun berkarir sebagai dosen ditempuhnya hingga diangkat menjadi guru besar. Selain mengemban jabatan akademis sebagai guru besar, Prof. Clara tercatat sebagai Subject Content Specialist di Binus University.

“Saya ingin berterima kasih dan mendedikasikan pencapaian ini untuk orang-orang yang sangat berjasa dalam perjalanan karir saya yang selalu mendukung dan memberikan motivasi kepada saya sampai saat ini. Terpenting, keluarga saya tercinta. Suami dan kedua anak saya yang menjadi motivasi dalam menjalani hidup saya.” tutur Clara. ***

Editor: Kismi Dwi Astuti

Tags

Terkini

Terpopuler