Menaker Minta Para Pegawai Tetap Produktif Selama Ramadan

- 21 Maret 2023, 18:14 WIB
Menaker Ida Fauziyah menghadiri  Silahturahmi pegawai menyambut Ramadan dengan tausiyah dari ustadz Arrazy Hasyim (kiri) di Jakarta, Senin 20 Maret 2023.***
Menaker Ida Fauziyah menghadiri Silahturahmi pegawai menyambut Ramadan dengan tausiyah dari ustadz Arrazy Hasyim (kiri) di Jakarta, Senin 20 Maret 2023.*** /Satrio Widianto

Dalam kitab Ihya Ulumuddin Jilid I karya Imam Al-Ghazali, tentang paparan rahasia-rahasia puasa dan syarat-syarat batiniyahnya, diketahui bahwa puasa terdapat tiga tingkat, di antaranya puasa umum, puasa khusus, dan puasa yang khusus dari khusus (lebih dari khusus lagi).

Dari ketiga tingkatan orang berpuasa tersebut, Buya Arrazy Hasyim mengatakan, Ramadan yang kita temukan minimal berada pada tingkat puasa kedua yaitu puasa khusus, melatih nafsiah atau ego.

Ia berpesan agar kita jangan hanya berpuas diri berada pada tingkatan puasa awam yang hanya menahan lapar, dahaga, dan syahwat.

"Puasa tingkat awam, puasa zahir, niatnya akan membuat kuat dalam berlapar-lapar dan itu cukup. Cuma, sayang sekali, karena puasa ini hanya menahan lapar dan dahaga atau hanya menahan hasrat nafsu," paparnya.

Guna memaksimalkan puasa di bulan Ramadan, Buya Arrazy menyarankan agar momentum tersebut bisa membawa kita pada tingkat puasa kedua, yaitu puasa nafsiah atau disebut sebagai puasa khawash (khusus). Allah SWT akan lebih menghidupkan qalbu ketika kita berpuasa nafsiah.

"Puasa Ramadan yang kita cari minimal (Ada di tingkat puasa ke dua) yaitu puasa nafsiah, latihlah dirimu, minta fatwa ke dalam qalbumu," ucapnya.

Berdasarkan paparan Imam Al-Ghazali, puasa khusus yaitu mencegah segala anggota badan dari dosa, dan kesempurnaannya adalah dengan enam perkara, di antaranya memincingkan mata dan mencegahnya daripada meluaskan pandangan kepada tiap-tiap yang dicela dan dimakruhkan serta kepada tiap-tiap yang membimbangkan dan melalaikan hati daripada mengingati Allah SWT.

"Rasulullah SAW bersabda: Puasa itu adalah perisai, apabila seseorang di antara kamu sedang berpuasa maka janganlah berkata kotor dan jangan pula berbuat fasik. Jika ada seseorang yang menyerangnya atau mencacinya, maka hendaklah ia berkata 'sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa," katanya. ***

Halaman:

Editor: Kismi Dwi Astuti


Tags

Terkini

x