WHO Turun Tangan Atasi Polio di Purwakarta

- 26 Maret 2023, 20:46 WIB
BUPATI Purwakarta Anne Ratna Mustika (baju hitam-putih) dalam kegiatan imunisasi di Kantor Dinas Kesehatan setempat, Minggu (26/3/2023). Penanganan penyebaran kasus polio di Purwakarta melibatkan Kementerian Kesehatan hingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
BUPATI Purwakarta Anne Ratna Mustika (baju hitam-putih) dalam kegiatan imunisasi di Kantor Dinas Kesehatan setempat, Minggu (26/3/2023). Penanganan penyebaran kasus polio di Purwakarta melibatkan Kementerian Kesehatan hingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). /Hilmi Abdul Halim/

“Dari semua sampel tinja yang dikirim tahun 2022 tidak ada yang positif baik virus polio tipe 1,2, maupun 3,” ujarnya menegaskan. Namun, dari 19 daerah yang mengirimkan sampel itu tidak termasuk Kabupaten Purwakarta.

Ke-19 daerah itu adalah Kabupaten Cirebon, Indramayu, Subang, Garut, Kuningan, Tasikmalaya, Bekasi, Bandung Barat, Pangandaran, Majalengka, Sumedang, Ciamis, Karawang. Kemudian, Kota Cirebon, Sukabumi, Banjar, Bekasi, Bogor dan Bandung. 

Lebih lanjut, tim gabungan itu diketahui telah mendatangi Desa Tegal Datar Kecamatan Maniis untuk penyelidikan epidemiologi polio. Sesuai rekomendasi tim ahli tersebut, petugas memutuskan untuk mengambil sampel anak-anak di sekitar lokasi penemuan kasus polio di Purwakarta.

Tindakan tersebut diakui berdasarkan pengalaman penanganan kejadian serupa di Aceh, sebelumnya. “(Tujuannya) untuk melihat apakah sudah ada sirkulasi virus dan terpapar pada anak sekitar tetapi tidak sakit,” kata Dewi.

Tindakan kedua adalah skrining dari rumah ke rumah untuk mencari suspek AFP, dan melihat situasi kesehatan anak-anak mulai dari riwayat imunisasi, kesehatan lingkungan, dan lain-lain. Dewi menyebut tim tersebut telah berhasil mewawancarai 261 kepala keluarga dari target 200 rumah hingga 17 Maret 2023.

Selanjutnya, tim tersebut juga merujuk pasien suspek polio di Desa Tegal Datar ke RS Hasan Sadikin untuk diperiksa lebih intensif. Adapun yang keempat, melakukan edukasi dan meningkatkan kapasitas puskesmas dan rumah sakit di Purwakarta.

Terakhir, pencegahan penyebaran kasus melalui Outbreak Respon Imunization (ORI). “Yakni imunisasi polio tetes tipe dua atau lebih dikenal dengan Sub PIN pada semua anak di bawah usia lima tahun, di seluruh kabupaten dan kota yang memiliki peta risiko tinggi polio,” tutur Dewi.***

Halaman:

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

x