Pekan Depan, ORI Digelar di Kecamatan Pangatikan Garut Untuk Menanggulangi Difteri

- 24 Februari 2023, 21:31 WIB
PETUGAS RSUD dr Slamet Garut menunjukkan ruang isolasi khusus untuk pasien difteri yang dulunya digunakan sebagai ruang isolasi pasien Covid-19.
PETUGAS RSUD dr Slamet Garut menunjukkan ruang isolasi khusus untuk pasien difteri yang dulunya digunakan sebagai ruang isolasi pasien Covid-19. /Aep Hendy/

KORAN PR-Pemerintah Daerah Kabupaten Garut, akan segera melaksanakan program outbreak response immunization (ORI) di wilayah Kecamatan Pangatikan. Hal ini merupakan salah satu strategi menyusul kemunculan wabah difteri yang kemudian ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Program ORI ini sendiri merupakan salah satu upaya penanggulangan KLB suatu penyakit dengan pemberian imunisasi. ORI merupakan strategi untuk mencapai kekebalan individu dan komunitas hingga 90-95 persen sehingga KLB difteri bisa segera diatasi.

Menurut Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, program ORI untuk sementara akan difokuskan di wilayah Kecamatan Pangatikan. Pada awalnya ORI dilakukan dengan sasaran anak usia dua bulan hingga 12 tahun akan tetapi berdasarkan saran dari pihak Kemeterian Kesehatan, pada akhirnya dilaksanakan pada anak usia dua bulan sampai 15 tahun.

"Kami akan segera laksanakan ORI untuk wilayah Kecamatan Pangatikan. ORI akan dilaksanakan mulai Senin 27 Februari 2023 dengan sasaran utama anak usia dua bulan hingga 15 tahun", ujar Leli, Jumat 24 Februari 2023.

Di wilayah Kecamatan Pangatikan terutama di wilayah RW tempat terjadinya kasus difteri, tuturnya, cakupan imunisasi masih terbilang rendah yakni hanya mencapai 30 persen. Sedangkan secara keseluruhan, cakupan imunisasi di Desa Sukahurip berada di bawah 70 persen. 

Leli menyampaikan, sebelum pandemi Covid-19, imunisasi cukup sulit dilakukan di wilayah itu. Kesadaran masyarakat terhadap imunisasi memang masih kurang. "Jadi memang dari tahun sebelumnya itu cakupannya rendah. Setelah masa pandemi Covid-19, mulai terjadi peningkatan akibat gencarnya program vaksin Covid-19", katanya.

Pembatasan aktivitas

Selain melaksankaan program ORI, imbuh Leli, di wilayah Kecamatan Pangatikan juga diberlakukan pembatasan aktivitas. Namun pembatasan ini tidak dilakukan terlalu ketat.

Ia mengungkapkan, pembatasan aktivitas cukup dilakukan terhadap kontak erat, pasien bergejala, dan pasien positif. Hal ini penting dilakukan mengingat karakter penyebaran difteri serupa dengan penyebaran Covid-19.

Lebih jauh Leli menyatakan orang yang biasanya terkena difteri adalah yang tidak menjalani imunisasi atau imunisasinya tidak lengkap. Ini terbukti dengan apa yang terjadi saat ini di Desa Sukahurip, Kecamatan Panagtikan yang cakupan imunisasinya memang masih rendah.

Halaman:

Editor: Nuryani


Tags

Terkini

x