Transformasi Media Massa yang (Harus) Saling Menghidupkan Bukan Mematikan

- 23 Maret 2023, 23:14 WIB
Halaman muka koran Pikiran Rakyat edisi Kamis 6 januari 2022.
Halaman muka koran Pikiran Rakyat edisi Kamis 6 januari 2022. /Pikiran Rakyat/

Eksistensi

Dewan Pers bersama Tim Peneliti dari Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) pernah mempublikasikan hasil penelitian tentang kepercayaan khalayak terhadap media arus utama pada tahun 2019. Salah satu bagian dari penelitian itu meneropong juga soal eksistensi surat kabar cetak dan kepercayaan publik terhadapnya.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tersebut dilakukan melalui sistematik random sampling di 34 provinsi di Indonesia. Adapun total sampel kajian sebesar 1.020 responden.

Untuk konsumsi surat kabar harian, mayoritas responden sudah tidak pernah membaca koran. Sebanyak 34 persen responden menyatakan hampir tidak pernah membaca surat kabar harian.

Namun demikian, 24,9 persen responden menyatakan masih membaca Surat Kabar Harian setiap hari. Sebanyak 30,1 persen responden membaca surat kabar harian dengan frekuensi 1-2 kali seminggu dan 10,5 persen responden menyebutkan membaca surat kabar harian kurang dari 5 kali sebulan.

Ini artinya, walaupun tiras surat kabar menurun karena jumlah pembaca surat kabar harian berkurang, namun pembaca surat kabar harian di Indonesia masih ada, dengan keberadaan versi daringnya.

Selain itu, sebanyak 44,71 persen responden hampir tidak pernah membaca media cetak jenis mingguan, tabloid atau pun majalah berita. Di sisi lain, sebanyak 29,31 persen responden membaca surat kabar mingguan/tabloid/majalah berita sebanyak 1-2 kali seminggu.

Berdasarkan penelitian itu, tingginya penggunaan internet bisa jadi berdampak pada beralihnya konsumsi media pada masyarakat, sehingga penggunaan media cetak tidak terlalu tinggi. Ini sama seperti halnya media surat kabar harian. Untuk surat kabar mingguan/tabloid/majalah berita juga masih mampu mendapatkan kepercayaan publik.

Hasil penelitian pun menunjukkan tingkat kepercayaan tertinggi pun sebenarnya hanya pada tingkat ‘cukup percaya’ (48,43%) dan ‘percaya' (30,70%) terhadap surat kabar harian. Adapun responden yang menjawab sangat percaya sebesar 4,31%. Kemudian yang memiliki kurang percaya 14,31% dan tidak percaya 2,25%.

Terdapat beberapa alasan responden percaya terhadap suatu media. Alasan terbesar adalah data dan fakta yang disajikan (65,88%). Mengikuti kemudian alasan nama media yang terpercaya menjadi salah satu sebab responden percaya terhadap suatu media (20,49%). Selain itu, terdapat faktor narasumber berita juga yang menjadi alasan responden percaya terhadap suatu media. Namun alasan narasumber berita ini relatif lebih kecil dibandingkan dua alasan sebelumnya, yakni 13,63%.

Roh jurnalisme

Pengamat media Dr Septiawan Santana Kurnia berpendapat, realita berupa tantangan koran yang semakin tinggi akibat perubahan zaman memang nyata adanya. Akan tetapi, masih ada hal yang menggembirakan.

Di beberapa daerah, media massa konvensional masih menunjukkan tajinya. Televisi disebutkan masih mendominasi porsi belanja iklan di paruh pertama tahun 2022. Laporan Nielsen Ad Intel menyebutkan, total belanja iklan televisi mencapai Rp 107,5 triliun di semester I 2022. Sedangkan di industri media massa cetak, banyak pula produk yang masih mampu menopang bisnis perusahaan secara keseluruhan.

Halaman:

Editor: Suhirlan Andriyanto


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah