Baheula, Pemakaian Bahasa Sunda Lebih Egaliter

- 17 Maret 2023, 22:59 WIB
SEORANG siswa saat menyelesaikan Pekerjaan Rumah (PR) Bahasa Sunda di Jalan Caringin, Kota Bandung, Kamis (16/3/2023).
SEORANG siswa saat menyelesaikan Pekerjaan Rumah (PR) Bahasa Sunda di Jalan Caringin, Kota Bandung, Kamis (16/3/2023). /KHOLID/KONTRIBUTOR

"Anaking, haja lancanan, karunya ku na tohaan. Sugan sia hamo nyaho, tohaan geulis warangan (Ananda, layanilah dengan serius, kasihan terhadap putri, barangkali ananda tidak tahu, putri cantik pantas diperistri)," kata ibunda Bujangga Manik membujuk anakanya menerima pinangan Ajung Larang.

Pergeseran

Isi naskah kuno itu menunjukkan adanya pergeseran makna/arti beberapa kata atau istilah bahasan Sunda dulu dan kini. Wartawan senior Mochtar Lubis dalam bukunya berjudul Situasi Dan Kondisi Manusia Indonesia Kini kesal dengan sifat-sifat orang Indonesia yang gemar menghaluskan bahasa.

Ia mencontohkan penggantian istilah rumah penjara dengan lembaga permasyarakatan. Pergantian nama itu seakan menunjukkan adanya upaya mendidik para penghuninya agar menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna. Namun yang terjadi penjahat yang rampung menjalani hukuman justru menjadi ulung melakukan perbuatan serupa setelah dibui.

Mochtar pun mengkritik sapaan “bapak” untuk pembesar dan penguasan. Sebagai gantinya, istilah bapak diganti langsung dengan saudara. "Tidakkah sapaan saudara menteri, saudara presiden, saudara jenderal, saudara direktur jenderal, saudara rektor, lebih indah lebih tepat, tanpa menghilangkan hubungan mesra manusia yang hendak kita pertahankan?" ungkap Mochtar.

Respons Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atas komentar seorang guru SMK di media sosialnya memantik sorotan. Alih-alih menjawab substansi pertanyaan terkait kapasitasnya sebagai gubernur atau kader partai dalam sebuah zoom, Ridwan justru menyematkan pertanyaan itu dan responsnya. Sang guru pun menjadi bulan-bulanan serangan di media sosialnya.

Untuk mengikis budaya feodal yang gandrung bahasa/kata-kata halus tanpa memperhatikan substansi kritik warganya, barangkali bisa dilakukan demi kehidupan yang egaliter dan demokratis oleh saudara gubernur. ***

Halaman:

Editor: Suhirlan Andriyanto


Tags

Terkini

x