Melawan Tabu, Menata Sisa Waktu

- 10 Maret 2023, 22:32 WIB
SEORANG lansia salah satu penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi saat berada di kamar miliknya di Jalan Sancang, Burangrang, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jumat (10/3/2023).
SEORANG lansia salah satu penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi saat berada di kamar miliknya di Jalan Sancang, Burangrang, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jumat (10/3/2023). /KHOLID/KONTRIBUTOR "PR"

"Cara menghitung kebutuhan hari tua bisa dengan cara, hitung kebutuhan bulanan lalu dikalikan setahun. Hitung lagi berapa tahun lagi hingga pensiun atau usia di mana Anda ingin pensiun, lalu kalikan dengan rate inflasi. itulah besaran yang dibutuhkan dalam setahun," ujar Windi.

Jika pusing memikirkannya sendiri, masyarakat juga dimudahkan dengan menyiapkan dana pensiun mandiri melalui Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Salah satu programnya adalah Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang manfaatnya sesuai dengan hasil pengembangan investasi.

Cara membeli PPIP bisa di lembaga keuangan seperti bank dan perusahaan asuransi. Mekanismenya seperti buka rekening biasa yang setorannya bisa ditentukan sendiri. Bila saatnya tiba, dana pensiun bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup di hari tua. Bisa jadi salah satunya mempertimbangkan tinggal di panti wredha jika melihat kondisi anak dan kerabat yang belum memungkinkan untuk merawat lansia

Budaya

Psikolog dari Universitas Kristen Maranatha Efnie Indrianie membenarkan, kolektivistik atau budaya kebersamaan merupakan ciri khas budaya timur. Dalam budaya kita, kebersamaan dan penghormatan menjadi hal yang sangat penting. Hal ini yg membuat sejak dulu tradisi yang dibentuk oleh budaya adalah menghormati yang lebih tua, tetap bersama, dan merawat orangtua.

“Akan tetapi, ada juga fenomena dimana orangtua tidak mau menyusahkan anak. Mengapa hal ini bisa terjadi? Tanpa disadari telah terjadi juga akulturasi yang menjadi pergeseran nilai-nilai pada lansia,” kata Efnie.

Fenomena semakin banyaknya orangtua yang memutuskan untuk menghuni panti jompo, juga disebabkan karena begitu banyaknya informasi yang didapatkan melalui berbagai hal. Misalnya pendidikan formal, media, pelatihan, buku, internet, dan lain sebagainya.

Hal tersebut menyebabkan lansia tidak sepenuhnya menggantungkan hari tuanya pada anak-anak mereka. Di sisi lain, para lansia ini menempuh berbagai hal untuk mengisi hari tuanya.
Efnie menyebutkan, ada beberapa hal yang menjadi kebutuhan dasar (basic needs) pada lansia, yaitu keamanan dari sisi finansial, personal, kesehatan fisik dan mental, termasuk rasa kasih sayang. Jika program yang ditawarkan oleh panti jompo bersifat komprehensif, maka basic needs tersebut bisa dipenuhi sekitar 80 persen.

“Untuk keamanan sisi finansial, bisa terpenuhi jika dipersiapkan dengan baik sejak usia muda,” ujarnya.

Agar para lansia bisa hidup dengan bahagia, Efnie menyarankan agar anak-anak atau kerabat meluangkan quality time untuk orangtua, dan memperhatikan hal yang dibutuhkannya. “Jadi, sebaiknya anak memberikan perhatian pada orangtua bukan karena kewajiban, namun karena kasih sayang,” kata Efnie. ***

 

Halaman:

Editor: Suhirlan Andriyanto


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah