Guru PPPK dan Honorer Tulang Punggung Sekolah yang (Selalu) Terabaikan  

- 8 Maret 2023, 22:57 WIB
/

 

KO RAN PR - Keadaan sejumlah sekolah terpencil di Kabupaten Bandung Barat patut memperoleh perhatian. Selain jumlah guru yang terbatas, status para pengajarnya pun lebih banyak nonpegawai negeri sipil. Beberapa guru bahkan merangkap mengajar di dua sekolah karena keterbatasan pengajar dan jauhnya jarak tempuh.

 

SEKOLAH Dasar Negeri (SDN) Cibungur kelas jauh Cijuhung barangkali salah satu sekolah paling ujung wilayah Kabupaten Bandung Barat. Kondisi Cijuhung memang tak cuma terpencil. Permukiman warganya juga terpisah-pisah di area perkebunan karet.

Sekolah yang berada di Kampung Cijuhung, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, KBB itu berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Cianjur. Lokasi sekolah cukup terisolasi dan sulit dijangkau baik dari jalur darat menggunakan motor dan mobil maupun genangan air Waduk PLTA Cirata dengan memakai perahu. Bangunan SD tersebut pun dipakai untuk kegiatan belajar mengajar SMP terbuka.

Ivan Abdurrahman Junianto, salah seorang pengajar SD kelas jauh itu mengatakan, jumlah guru di sekolahnya hanya 3 orang. Sekolah tersebut terdiri 1 PNS, 1 honorer, 1 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Beban tiga guru dengan status kepegawaian yang berbeda tersebut tak kecil. Selain SD, mereka juga merangkap mengajar di SMP terbuka. Endang Hidayat, guru Cijuhung lainnya mengatakan, jumlah total para muridnya mencapai 75 orang dengan rincian SD 50 siswa dan SMP 25 siswa.

Dengan tugas mengajar ganda dan bangunan sekolah yang cuma satu, kegiatan belajar mengajar pun dilakukan bergantian. "Kadang SD istirahat, SMP dilebetkeun kumargi waktosna upami kedah dikasorekeun mah khawatir di jalanna murangkalihna (Terkadang saat siswa SD tengah istirahat, giliran siswa SMP masuk kelas, karena jika kegiatan belajarnya dilakukan terpisah seperti sore hari, kasihan para siswa saat pulangnya)," kata Ivan saat dihubungi, Rabu 8 Maret 2023.

Menjadi guru di sana pun tak mudah dan butuh dedikasi tinggi. Untuk mencapai sekolah, tiga guru tersebut mesti menempuh perjalanan darat dengan jarak tempuh sekitar 12-13 kilometer dari tempat tinggalnya. Medan jalan yang dilintasi menggunakan sepeda motor tersebut juga bukan perlintasan dengan aspal mulus. Hanya jalan berlapis tanah dan bebatuan di tengah hutan yang tersedia dan harus dilewati kala para guru menuju sekolah. Untuk honor guru honorer, sekolah pun mengandalkan dari Bantuan Operasional Sekolah.

Halaman:

Editor: Suhirlan Andriyanto


Tags

Terkini

x