Profesi Barista, Garda Depan Perjalanan Dunia Kopi

- 4 Maret 2023, 00:05 WIB
SEORANG barista meracik kopi buatannya di Morning Glory Coffee, Antapani, Kota Bandung, Jumat 3 Maret 2023. Seiring menjamurnya kedai kopi membuat banyak generasi milenial mulai tertarik menjadi barista profesional yang ahli dalam membuat dan menyajikan berbagai macam jenis minuman.*
SEORANG barista meracik kopi buatannya di Morning Glory Coffee, Antapani, Kota Bandung, Jumat 3 Maret 2023. Seiring menjamurnya kedai kopi membuat banyak generasi milenial mulai tertarik menjadi barista profesional yang ahli dalam membuat dan menyajikan berbagai macam jenis minuman.* /DENI ARMANSYAH/KONTRIBUTOR "PR"

Nael mengatakan, seiring dengan meningkatnya budaya minum kopi di dunia, permintaan terhadap barista profesional yang tersertifikasi juga tinggi. Di banyak negara dengan coffee culture yang tinggi, masih banyak kekurangan tenaga barista.

Di tanah air, dari segi skill, Nael melihat bahwa konsumen saat ini tidak terlalu mementingkan kopi premium yang diproses dengan metode yang sulit. Asal enak dan harganya murah, secangkir kopi akan diserbu pembeli.

Disadari atau tidak, realitas tersebut juga berdampak pada penurunan skill rata-rata yang dimiliki seorang barista. “Jadi, skill barista yang tidak terlalu gimana-gimana juga di Indonesia mah masih oke. Memang ada penurunan dari segi demand secara skill terhadap barista,” ujarnya.

Seluk beluk

Seorang barista setidaknya harus cakap memahami tentang seluk beluk kopi. Penambahan skill lain yang berhubungan dengan hal tersebut, biasanya sangat disukai pemilik kedai atau bisnis kopi.

Nael yang ketika dihubungi “PR” sedang berada di Hong Kong, menyebutkan, sebagian besar konsumen kopi di Indonesia -termasuk Bandung, mencari kopi-kopi yang disajikan oleh kedai atau kafe yang memiliki konsep tempat dan interior bagus. Mereka tidak spesifik menginginkan rasa kopi yang disajikan. Berbeda dengan realita yang ditemukannya ketika berada di luar negeri.

“Seperti sekarang ini, saya sedang duduk di kedai kopi yang memang menjagokan rasa kopi. Tempatnya sih biasa saja, yang penting nyaman didatangi ketika ingin duduk dan bekerja berjam-jam. Kalau di luar, tempat ngopi seperti ini yang banyak dicari,” kata Nael.

Meskipun demikian, kondisi yang saat ini terjadi di Indonesia tetap positif, karena masih bisa menumbuhkan minat orang untuk minum kopi. Secara industri, tren perkembangan coffee culture di Indonesia masih akan melesat di tahun-tahun mendatang.

Nael berharap agar para barista pemula tidak cukup puas dengan apa yang dikerjakan saat ini. Profesi barista bisa menjadi pembuka jalan yang mulus bagi peningkatan kemampuan seseorang dalam profesi selanjutnya.

“Kalau ingin berkembang di dunia kopi, sebaiknya jangan hanya menguasai skill barista saja. Tapi juga dari hulu seperti beans, bagaimana supply chain-nya, perdagangannya, atau bahkan ke hilir misalnya mengatur administrasinya, dan masih banyak lagi, sehingga karir-nya tidak stuck,” kata Nael.***

Halaman:

Editor: Suhirlan Andriyanto


Tags

Terkini