Apple Batal Investasi di Indonesia, Pengamat: Pemerintah Perlu Bentuk Tim Berantas Pertambangan Ilegal

- 6 Maret 2023, 11:36 WIB
Ilustrasi kantor Apple.*
Ilustrasi kantor Apple.* /Pixabay

KORAN PR - Perusahaan teknologi asal Cupertino, California, Apple Inc., sempat tertarik berinvestasi di Indonesia. Bahkan, Apple Inc. berencana membangun pabrik di Indonesia. Namun, perusahaan tersebut membatalkan rencana investasi di Indonesia karena maraknya praktik pertambangan tanpa izin (PETI) atau pertambangan ilegal.

Pengamat ekonomi SBM ITB, Anggoro Budi Nugroho pun angkat bicara. Menurutnya, isu kandungan timah ilegal di Indonesia telah berkembang sejak 2013. Terdapat merk-merk ponsel dunia yg diberitakan menggunakan kandungan timah ilegal tersebut, termasuk sebuah perusahaan elektronik raksasa yang terkenal.

Sebuah koran Inggris menyebar isu ini dengan menulis adanya sebuah lembaga nirlaba yg melancarkan kampanye tuduhan penggunaan timah ilegal Bangka. Hal itu dilakukan dengan cara menggunduli hutan, memberikan upah rendah kepada buruh, dan mencemari lingkungan.

"Isu-isu semacam ini sebenarnya banyak terjadi di Barat," ujarnya dalam keterangan pers, Senin 6 Maret 2023.

Rantai pasok timah Bangka tersebut kemudian diekspor ke perantara-perantara yang menjadi penyuplai pembuat komponen untuk perusahaan elektronik, termasuk dua merek ponsel dunia yang diberitakan.

Penyelidikan

Anggoro pun memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk segera menangani isu tersebut. Pasalnya, isu tersebut dapat meningkatkan risiko investasi dan keyakinan terhadap kepastian tata pemerintahan di Indonesia.

"Turunkan tim. Bantah jika memang tidak terbukti atau umumkan sanksi bila memang ada," ucapnya.

Selain itu, ia juga menyarankan perlunya penyelidikan terkait tuduhan tersebut. Apakah memang isu tersebut ada atau hanya sekadar alasan untuk menunda investasi saja.

Lebih lanjut Anggoro menyebut, skor kemudahan berbisnis di Indonesia (Ease of Doing Business) dari Bank Dunia terus meningkat sejak sebelum pandemi. Namun, setelahnya stagnan dan berada di level 73 dunia hingga kini.

Halaman:

Editor: Kismi Dwi Astuti


Tags

Terkini

x