KORAN PR - Banyak dikeluhkan masyarakat, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cimahi menertibkan aksi badut anak jalanan di ruas Jalan Gatot Subroto-Jalan Baros, Kota Cimahi, Selasa, 28 Maret 2023. Selain mengganggu kenyamanan masyarakat, aksi badut anak berada di jalanan tersebut membahayakan.
Kegiatan penjangkauan dan penertiban terhadap badut anak dan orangtuanya berlangsung pukul 15.00-16.30. Pada kegiatan tersebut, tim Dinsos Kota Cimahi berhasil menjangkau 3 orang ibu dan 7 orang anak sedang melakukan aksi mengemis dekat pintu rel kereta api.
Menurut Kepala Dinsos Kota Cimahi, Ahmad Saefulloh, penjangkauan dilaksanakan sebagai bentuk monitoring dan evaluasi kegiatan pembinaan anak jalanan yang rutin dilakukan setiap minggu. Tim langsung menuju ke lokasi untuk dilakukan observasi dan melihat aktivitas mereka.
Selanjutnya, ibu dan anak jalanan yang ditemukan sedang melakukan aksi mengemis dengan kostum badut tersebut dibawa ke Kantor Dinsos Kota Cimahi di Jalan Raden Demang Hardjakusumah untuk diberikan pembinaan.
”Mereka didata dan diberikan bimbingan sosial kepada orangtua anak. Serta menandatangani surat pernyataan untuk tidak turun ke jalanan lagi,” ucapnya.
Berdasarkan penggalian informasi dari yang bersangkutan, anak-anak tersebut mengemis dengan kostum badut bersama ibunya. ”Dan 80% di antaranya bukan warga Kota Cimahi. Mereka mengaku berasal dari Garut,” ungkapnya.
Kepada anak dan ibu yang terjaring, Dinsos Kota Cimahi memberi pilihan. ”Mereka diberikan pilihan untuk menjalani rehabilitasi di Panti Sosial apabila masih ada di jalanan. Selain kepada anak jalanan, kami juga memberikan pemahaman kepada orangtua anak tentang bahayanya mempekerjakan anak di bawah umur dan bisa dipidanakan,” jelasnya.
Ahmad menyatakan, kegiatan penjangkauan dan penertiban tersebut dilakukan merespons aduan dari masyarakat sekitar Jalan Baros. "Masyarakat terutama pengguna jalan merasa terganggu dengan aktivitas yang dilakukan oleh peminta-minta menggunakan boneka badut. Kegiatan ini juga rutin kami lakukan dalam upaya meningkatkan keamanan dan kenyamanan masyarakat Kota Cimahi," ungkapnya.
Pelatihan
Sebelumnya, Dinsos Kota Cimahi memprediksi keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng) mulai marak memasuki bulan Ramadan 2023 di Kota Cimahi. Tidak hanya warga Cimahi, tetapi mereka juga berdatangan dari daerah sekitar. Selain mencari peruntungan selama Ramadan, mereka juga berharap dapat bantuan dari masyarakat yang kerap membagikan makanan atau paket bantuan di ruas jalan.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Pemberdayaan Sosial Kota Cimahi, Supijan Malik mengatakan, keberadaan gepeng tidak bisa dihapuskan seluruhnya. "Razia terus kita lakukan secara intensif, tapi tetap saja keberadaan mereka sulit untuk dihilangkan. Biasanya pengemis musiman memanfaatkan momen Ramadan untuk mendulang uang. Sebab biasanya umat muslim banyak bersedekah pada bulan ini," ungkapnya.
Namun, keberadaan mereka terkadang mengganggu kenyamanan masyarakat sehingga banyak keluhan yang masuk ke Pemkot Cimahi untuk dilakukan tindakan penertiban.
"Kadang ada keluhan dari masyarakat yang terganggu kenyamanannya sehingga perlu dilakukan tindakan penertiban. Biasanya kalau mereka bukan orang Cimahi ketika terjaring razia dikembalikan ke kampung asalnya. Untuk orang Cimahi dilakukan pembinaan," ucapnya.
Beberapa upaya dilakukan Dinas Sosial guna mengurangi gelandangan di Kota Cimahi. Salah satunya dengan melakukan pelatihan kerja bagi mereka yang berdomisili di Cimahi. Namun, sering kali banyak dari mereka enggan mengikuti tawaran pelatihan selama enam bulan dengan alasan tidak ada yang membiayai keluarga saat ikut pelatihan.
"Sebenarnya pelatihan tersebut dapat memutus rantai profesi pengemis dengan meningkatkan kemampuannya. Untuk usia anak-anak kita sekolahkan baik formal maupun non formal, agar mereka tidak meneruskan pekerjaan orang tuanya dan tidak hidup di jalan," tuturnya.***
***