KORAN PR - Intensitas hujan di awal tahun 2023 membuat belasan ribu hektare sawah di Jabar terdampak banjir. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat mencatat pada periode 16-28 Februari 2023 sebanyak 17.393,8 hektare tanaman padi atau sawah terdampak banjir.
Banjir yang menggenangi sawah pada periode tersebut terjadi di sepuluh kabupaten yaitu di Kabupaten Bogor, Ciamis, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang, Karawang, Bekasi, dan Bandung Barat. Adapun kabupaten dengan keadaan banjir terluas berdasarkan data 28 Februari 2023 yaitu Kabupaten Bekasi 8.044,7 hektare, Karawang 4.002,1 hektare, dan Subang 2.353 hektare.
Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar, R Nungke Rochjatti menuturkan, salah satu penyebab terjadinya banjir yang menggenangi kawasan tersebut adalah intensitas curah hujan yang tinggi, baik di daerah hulu maupun lokasi terjadinya banjir. Kemudian, kurang baiknya drainase/saluran pembuangan pada lokasi-lokasi terjadinya banjir.
”Lokasi-lokasi banjir pada umumnya daerah cekungan, sehingga air hujan yang datang terperangkap dan susah dialirkan,” ucapnya, Kamis, 16 Maret 2023.
Diakui Nungke, banjir di awal 2023 ini membuat luasan terdampak tanaman padi lebih luas daripada tahun 2022 lalu, terutama pada periode yang sama yaitu pada Januari dan Februari.
”Dari data yang dilaporkan oleh petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) bahwa banjir yang terjadi pada Januari dan Februari 2023 lebih luas dibandingkan 2022. Tahun lalu di periode yang sama ada sekitar 4.000 hektare lahan padi yang teredam banjir,” tuturnya.
Sebagai langkah antisipasi maupun penanganan, pihaknya berkoordinasi dengan kabupaten/kota dalam pendataan lahan sawah yang terkena banjir, serta mendata petani yang lahan sawahnya terkena banjir. ”Kami pun membantu petani yang terkena banjir dan ikut AUTP (asuransi usaha tani padi) mempercepat klaim asuransinya. Mengajukan bantuan benih padi ke pemerintah pusat untuk membantu petani yang lahan sawahnya terkena banjir,” ujarnya.
Pihaknya pun merekomendasikan intansi terkait untuk melakukan normalisasi, perbaikan saluran irigasi, dan perbaikan tanggul. Selain itu, merekomendasikan petani untuk turut memanfaatkan informasi iklim dan menanam varietas yang tahan banjir.