Dibenahi, Masjid Raya Al Jabbar Ditutup Sementara

- 15 Maret 2023, 00:42 WIB
KORAN PR - Pemerintah Provinsi Jawa Barat saat ini masih membenahi Masjid Raya Al Jabbar yang dipersiapkan untuk menyambut bulan Ramadan 1444 Hijriah yang diprediksikan jatuh mulai 23 Maret 2023 ini. Selama pembenahan, masjid tersebut ditutup sementara dan tidak ada kegiatan apa pun.

Meski demikian, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, ketika masjid kembali dibuka untuk umum, pihaknya terbuka pada umat muslim untuk memanfaatkan kehadiran masjid terbesar di Jabar itu. Hal itu sekaligus meluruskan informasi adanya larangan ceramah salah satu ulama ternama di sana.


"Al-Jabbar kan memang masih tutup. Saya kan enggak hafal ada acara apa. Yang saya tahu, karena belum siap. Ada perpanjangan penutupan. Sekarang saya mau ke Al-Jabbar. Kemungkinan baru dibuka lagi di 1 Ramadan. Jadi semua acara atau yang mengaku ada acara sebelum 1 Ramadan, tentunya yang saya tahu tidak ada apa pun di Al-Jabbar," ucapnya usai rakor PKK Jabar, Selasa, 14 Maret 2023. 

Terkait salah satu penceramah ternama diperbolehkan atau tidaknya berkegiatan di Masjid Al-Jabbar, Ridwan Kamil menuturkan, kalau namanya ceramah, siapa pun pada dasarnya harus mengikuti kearifan lokal yang ada di wilayah masing-masing.

"Setiap ada ceramah besar, selalu dikoordinasikan dengan kepolisian. Ada beberapa pengajian yang tidak jadi, misalkan di At-Taawun di Puncak, karena tidak mendapatkan izin. Jadi kuncinya itu aja, bukan soal boleh tidak boleh. Semua akan diberikan plus-minus rekomendasi kondusivitas oleh kepolisian,"ujar Ridwan Kamil menutup jawabannya.

Sebelumnya, Wagub Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, Masjid Al-Jabbar adalah masjid milik seluruh umat Islam. Bukan karena dibangun APBD. Tapi seluruh masjid umat Islam.

"Oleh karena itu, silakan mempergunakan sepanjang untuk kemaslahatan ummat. Kemaslahatan bangsa, negara. Artinya, untuk membangun kesadaran dan ketakwaan, rasa nasionalisme, kebangsaan silakan. Toh agama juga seperti itu. Sepanjang tidak membawa kemudaratan dan tidak bertentangan dengan dasar negara dan tidak membuat perpecahan. Sah-sah saja, tidak masalah," ucapnya.

"Tetapi sekalipun mengaku sebagai ormas Islam, umat Islam kalau ceramah hanya untuk memecah belah umat, saya tidak rela, karena masjid itu bukan masjid dhiror. Dibuat hanya untuk memecah belah ummat. Al-Jabbar bukan masjid dhiror," kata Uu melanjutkan.

Uu berharap hal tersebut tidak terjadi di Al Jabbar. Sepanjang ceramah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, sah digunakan.

"Saya sebagai wakil ketua DKM, saya memiliki kewenangan. Kita ditutup sampai bulan puasa. Kalau sudah selesai, pasti dibuka,"katanya.***
 
 
 

Editor: Eri Mulyani


Tags

Terkini

x