Hibah Rp 150 Miliar Untuk Proyek BRT

- 8 Maret 2023, 23:47 WIB

KORAN PR - Pemerintah Provinsi Jawa Barat bakal menerima bantuan hibah dari Korea Selatan sebesar Rp 150 miliar atau 10 juta dolar Amerika Serikat. Hibah tersebut akan diperuntukkan bagi pembangunan transportasi publik yang ramah lingkungan. Hal itu dikemukakan Gubernur Jawa Ba­rat, Ridwan Kamil dalam akun Instagram pribadinya, Selasa, 7 Maret 2023. 

Emil--sapaan Ridwan Kamil--menyebutkan, hibah ter­sebut akan dia­lo­kasikan untuk bus rapid transit (BRT) yang sudah dimu­lai pemba­ngun­annya. Kabar tersebut didapatkannya saat rapat kerja dengan Gubernur Provinsi Cheongnam Korea Selatan. Menurut Emil, total kerja sama dan bantuan senilai Rp 300 miliar dari Jepang dan Korea Selatan dalam kunjungan kerja kali ini akan bermanfaat untuk kemajuan pembangunan Jawa Barat.

Terkait dengan BRT ramah lingkungan tersebut, Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat (Jabar) tengah mempersiapkan transportasi massal bus dengan jalur khusus, seperti halnya Transjakarta. Rencananya BRT akan diope­ra­sikan pada 2025. Analis Angkutan Darat Dishub Jabar, Teviani Wulansari menuturkan, pihaknya saat ini masih dalam tahap persiapan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan. ”Rencana akan ada pilot project pada 2024,” kata Teviani dalam sebuah diskusi di Kota Bandung, Senin (6/3/2023).

BRT tersebut katanya, bakal memaksimalkan penggunaan bus listrik. Dari total seluruh bus yang dipakai, rencananya 50 persen memakai bus listrik dan sisnya bus disel. Namun, jika tidak mencapai persentase tersebut, minimal 30 persen bus BRT memakai tenaga listrik.

Menurut dia, untuk trayeknya, BRT tersebut akan meluncur dari perbatasan Cimahi-Bandung atau sekitar Elang menuju ke Terminal Cicaheum. Nanti ada beberapa kawasan yang dilalui seperti Ciroyom, Asia Afrika, Ahmad Yani, hingga terakhir di Cicaheum. Selain membuat jalur sendiri, BRT ini akan menyediakan halte khusus. Total untuk seksi 1 dari Cimahi menuju Cicaheum ada sekitar 30 halte.

Berbeda dengan yang sudah ada sekarang, di mana penumpang harus naik tangga sebelum naik bus Trans Metro Bandung (TMB), nantinya halte ini berada di bawah karena bus yang digunakan sistemnya low deck. Penumpang pun tidak bisa naik atau turun sembarang tempat, tetapi harus di halte yang disediakan. "Jadi harus tetap di halte. Nanti kita akan bangun baru," ujar Teviani.***

Editor: Eri Mulyani Mubarok


Tags

Terkini