359 Desa di Jawa Barat Masih Blank Spot

- 7 Maret 2023, 22:46 WIB

KORAN PR - Sebanyak 359 desa di Jawa Barat masih dikategorikan se­­bagai desa blank spot, yaitu ti­dak dapat mengakses internet. Hal itu dikarenakan ke­terjangkauan maupun infrastrukturnya. Di sisi lain, Pemerintah Provinsi Jawa Ba­rat terus mengedepankan pro­gram Desa Digital sebagai bagian dari program strategis Gerakan Memba­ngun Desa atau Gerbang Desa.

 

Kepala Unit Pelaksana Tek­nis Daerah (UPTD) Pusat Layanan Digital Data dan Informasi Geospasial Dinas Komunikasi dan Informatika Jabar, Rizki Hutiniasari me­ngemukakan hal tersebut pada Lo­ka­karya Ekosistem Desa Digital yang diselengga­rakan oleh Badan Pangan dan Pertanian (FAO) dan Institut Pertanian Bogor (IPB), di Kota Bandung, Selasa, 7 Maret 2023.

Terkait masalah blank spot, katanya, itu menjadi sa­lah satu pe­kerjaan rumah pada tahun 2023, terutama pada manajemen da­­tanya. Pa­salnya, Kemente­ri­an Komu­ni­ka­si dan Informatika (Ke­men­kominfo) te­lah menya­takan Jabar sebagai wilayah zero blank spot. Pihaknya perlu mendetailkan data-data ter­sebut karena blank spot terdiri dari bebe­ra­pa kategori, untuk menentukan lang­kah ke depan.

Di sisi lain, kata Rizki, Pem­­prov Jabar telah menja­lankan program Desa Digital dari tahun 2019 dan masih berlanjut sampai sekarang. Program Desa Digital ini memang merupa­kan program-program strategis dari Gubernur Jabar.

”Nah ada beberapa perha­tian kita untuk di tahun 2023 ini karena memang sudah 2.019 dan untuk desa penerima manfaat sudah 2.248, kemudian beneficiary-nya 3.067. Cuma memang ada be­berapa perhatian kita di ta­hun 2023 ini masalah sustainability. Jadi bagaimana kita bisa mem­bangkitkan inisiatif-ini­siatif mandiri dari para warga desa untuk meng­implementasikan program Desa Digital ini,” kata dia.

Dia berharap ada juga replikasi-replikasi da­ri stakeholder lainnya sehingga pihaknya tidak bekerja sendiri. ”Untuk tahun ini kami fokus juga pada pembangunan komunitas dan ba­gaimana nanti untuk manajemen datanya juga akan kita perhatikan juga. Jadi bagai­mana kita me­ng­analisis sejauh mana impact positif dan tingkat kesuksesannya juga area mana yang perlu pe­ning­­katan dari program Desa Digital di Jawa Barat,” ujar­

Sementara itu, Ketua Riset IPB, Yani Nurhadryani me­ngatakan, 28 desa di Jawa Barat dijadikan penelitian. FAO bersama IPB mela­ku­kan penelitian terhadap 100 desa digital di Indonesia pada Di­gital Village Initiative (DVI).

”Kita lebih mencari kepada apa yang telah dilakukan oleh Desa Digital da­lam sebuah penelitian selama satu tahun. Di sana kami mapping sejauh mana aksi Desa Digital di Jabar,” ucapnya.

Adapun yang disurvei yaitu smart farming, agri-food marketing and e-commerce, e-government, information system, financial services, local infrastructure, community and economic development, resource management, dan social service. (Novianti Nurulliah)***

Halaman:

Editor: Eri Mulyani


Tags

Terkini

x