KORAN PR - Organda Kota Bandung hingga kini belum pernah diajak berkomunikasi terkait rencana Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat dalam membuat bus massal atau bus rapid transit (BRT).
Menurut Ketua Organda Kota Bandung, Neneng Dzuraidah, rencana tersebut sebenarnya sudah ia ketahui sejak beberapa tahun lalu. Namun hingga sekarang belum ada progres apa pun.
”Jadi rencananya sudah sekitar dua tahun lalu, namun belum kelihatan sampai sekarang. Angkutan massal ini hanya sebatas rencana dan kami belum pernah dilibatkan dalam rencana tersebut,” kata Neneng di Bandung, Selasa, 7 Maret 2023.
Meski demikian lanjut Neneng, secara umum Organda Kota Bandung setuju dengan rencana Dishub Jabar tersebut. Hanya saja, dia meminta Organda dilibatkan dalam pembuatan jalur-jalur trayek baru BRT tersebut.
Apalagi, kata dia, saat ini Organda Kota Bandung membawahi tiga koperasi, yakni Kobanter, Kobutri, dan Kopamas, yang terdiri dari 5.521 izin angkutan kota serta 27 jalur angkutan kota.
”Setuju saja, tapi tolong diperhatikan angkutan yang sudah ada, yang merintis jalur-jalur itu mau seperti apa. Jadi kalau benar program pemerintah akan benar berjalan, mungkin pengusaha juga tidak dirugikan,"”ucapnya.
Neneng juga menyatakan, Organda merupakan satu-satunya organisasi angkutan yang diakui pemerintah sehingga pemerintah harus melibatkan Organda. ”Jadi, mau bagaimana angkot bilamana angkutan massal sudah datang. Tolong diper- hatikan,” ucapnya.
Sebelumnya, Dishub Jabar bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah menyiapkan transportasi massal berbasis bus mirip Trans Jakarta. BRT tersebut rencananya mulai beroperasi pada 2025.
Analis Angkutan Darat Dishub Jabar, Teviani Wulansari mengatakan, kebutuhan akan transportasi massal di kawasan Bandung Raya sudah sangat mendesak. Hal ini untuk mengurai kemacetan lalu lintas di berbagai jalur utama aglomerasi Bandung Raya.