Gedung Merdeka Beserta Museum Konferensi Asia Afrika Aset Diplomasi Perdamaian Dunia

- 24 Februari 2023, 20:48 WIB
PEMIMPIN Redaksi BandungBergerak.id, Tri Joko Her Riadi (kedua kanan) menjadi pembicara saat sesi gelar wicara Media Engagement di Museum Konferensi Asia Afrika, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jumat, 24 Februari 2023.
PEMIMPIN Redaksi BandungBergerak.id, Tri Joko Her Riadi (kedua kanan) menjadi pembicara saat sesi gelar wicara Media Engagement di Museum Konferensi Asia Afrika, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jumat, 24 Februari 2023. /SATIRA YUDATAMA/KONTRIBUTOR "PR"


KORAN PR - Gedung Merdeka beserta Museum Konferensi Asia Afrika (MKAA) merupakan aset diplomasi perdamaian dunia. Setelah Konferensi Asia Afrika pada 18-24 April 1995, gedung sarat sejarah itu menjadi tempat agenda diplomasi lainnya, di antaranya, Konferensi Mahasiswa Asia Afrika, pertemuan pimpinan parlemen negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam.

Kepala MKAA Dahlia Kusuma Dewi menyampaikan, Gedung Merdeka beserta MKAA merupakan aset diplomasi perdamaian dunia. "Semenjak dibangun pada 1895, gedung itu berubah nama maupun fungsi beberapa kali. Saat masa pendudukan Jepang, gedung itu pernah menjadi pusat kebudayaan yang memuat fungsi promosi, termasuk diplomasi. Setelah KAA pada 1955, gedung itu terus menjadi tempat agenda diplomasi perdamaian dunia," tutur Dahlia saat media engagement di MKAA, Jalan Asia Afrika, Jumat, 24 Februari 2023. 

Selain agenda yang berupa konferensi maupun pertemuan, Dahlia menyebutkan, Gedung Merdeka beserta MKAA terus beroleh kunjungan tamu dari berbagai negara. Menurut dia, hal itu bagian gambaran, bahwa gedung sarat sejarah itu menjadi pemersatu dunia.

Dahlia menyampaikan, media engagement merupakan agenda rutin setiap menjelang peringatan KAA. Untuk edisi kegiatan tahun ini, pihaknya mengusung tema "Gedung Merdeka-Museum KAA: Aset Diplomasi Perdamaian Dunia" .

Pihaknya berharap, usungan tema itu dapat merawat ingatan kolektif masyarakat akan peristiwa KAA 1955. "Peristiwa KAA 1955 menampakkan Indonesia sebagai negara dengan potensi besar, berpengaruh di hadapan dunia," ucap dia.

Media engagement turut memuat gelar wicara. Selain Dahlia, hadir Pemimpin Redaksi BandungBergerak.id Tri Joko Her Riadi, dan Pemimpin Redaksi Inharmonia.co M Ridlo Eisy.

Ridlo Eisy menyarankan kepada pengelola MKAA agar makin intens mengadakan kegiatan publik. Bersamaan dengan itu, pengelola dapat menampilkan artefak serta informasi yang ada di museum di situs. "Perihal itu, pihak museum sudah melakukan. Saya berharap, pihak museum memasifkan sosialisasi, misal dengan menyebarkan selebaran infomasi perihal MKAA ke sekolah-sekolah," ucap Ridlo.

Selain itu, Ridlo berpesan kepada insan pers agar menjadi clearing house disinformasi yang berseliweran. Menurut dia, disinformasi sangat berisiko mencederai perdamaian.

Tri Joko menyampaikan sejumlah hal, di antaranya perihal solidaritas. Menurut dia, solidaritas yang merupakan hasil KAA perlu juga beridiri kokoh di tingkat lokal maupun regional, bukan hanya internasional.

Kegiatan media engagement termasuk dalam rangkaian persiapan Peringatan 68 Tahun KAA. Selain itu, bakal diselenggarakan pemeran foto sejarah Gedung Merdeka dan Diplomasi Perdamaian Dunia (11-18 Maret 2023), seminar Gedung Merdeka dan Diplomasi Perdamaian Dunia (19 Maret 2023), pengibaran 109 bendera peserta KTT Asia Afrika 2015 dan bendera PBB (18 April 2023), penurunan 109 bendera peserta KTT Asia Afrika 2015 (30 April 2023), Asian African Conference Model (Mei 2023), jelajah malam MKAA (Juni 2023), Bandung Historical Study Games (Juli 2023).

Pihak museum meluncurkan logo Peringatan 68 Tahun KAA. Adapun tema Peringatan 68 Tahun KAA, yakni "Road to 2025: Towards Stronger Asia Africa".***

Editor: Eri Mulyani Mubarok


Tags

Terkini

x