Pemprov Jabar Targetkan Penurunan Kasus Stunting Hingga 19,2 Persen

- 24 Februari 2023, 08:16 WIB
Petugas kesehatan Puskesmas Balongan memberikan vitamin A kepada balita di Posyandu Sukareja, Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Jumat , 17 Februari 2023. Pemerintah menargetkan prevalensi stunting pada anak bayi di bawah lima tahun di Indonesia turun hingga di bawah 14 persen pada tahun 2024.
Petugas kesehatan Puskesmas Balongan memberikan vitamin A kepada balita di Posyandu Sukareja, Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Jumat , 17 Februari 2023. Pemerintah menargetkan prevalensi stunting pada anak bayi di bawah lima tahun di Indonesia turun hingga di bawah 14 persen pada tahun 2024. /ANTARA FOTO

KORAN PR - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengapresiasi Tim Per­cepatan Penurunan Stun­ting (TPPS) Kabupaten/Kota yang dianggap berhasil da­lam penurunan stunting di atas 10%. Kabupaten/­ko­ta yang dianggap berhasil dalam penurunan stunting antara lain, Kabupaten Kara­wang, Kabupaten Cianjur, Ka­bupaten Garut, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Cirebon, dan Kabupaten Purwakarta.

Adapun terkait intervensi digital, Kabupaten Su­me­dang dianggap sebagai kabupaten yang berhasil mene­rapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan menjadikannya sebagai basis data untuk program pe­nurunan stunting.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Setiawan Wang­sa­atmaja menuturkan, pihaknya berkomitmen untuk melakukan percepatan penurunan stunting melalui SPBE.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, pre­valensi balita stunting di Jabar mencapai 20,2% pada 2022. Angka tersebut menurun 4,3 poin dari tahun sebelumnya, yang mana pada 2021 prevalensi balita stunting 24,5%.

Diketahui, secara nasional, prevalensi stunting tahun ini, turun dari 24,4%di tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022. ”Saya pikir penurunan ini sesuatu kabar yang baik bagi kita. Namun, kami juga ma­sih ingin melihat kualitas dari angka penurunan ini,” kata Setiawan dikutip dari keterangan Humas Jabar, Kamis, 23 Februari 2023. 

Setiawan mengatakan, da­lam digitalisasi upaya penurunan stunting, ada hal-hal yang betul-betul di­per­hati­kan, yaitu data dan meto­dologi, mulai dari keseragaman cara penimbang­an ba­dan, pengukuran tinggi ba­dan, dan sebagainya. Setelah semuanya baik, di situ intervensi teknologi untuk mem­bebaskan generasi pe­nerus dari ancaman stunting dilakukan.

Dia berharap, selain angka prevalensi turun, pe­nurunan itu juga harus benar -benar berkualitas.
”Kita punya target. Saat ini kita sudah mencapai 20,2 persen di tahun 2022. Di 2023 ingin menurunkan kembali di 19,2 persen,” ujarnya.

Oleh karena itu, semua pihak harus bahu-membahu untuk mencapai target tersebut. Bila Jabar bisa me­nu­runkan stunting secara sig­nifikan, tentu pre­valensi di tingkat nasional juga me­nurun signifikan.

Halaman:

Editor: Eri Mulyani Mubarok


Tags

Terkini

x