Cegah Difteri, Pastikan Anak Diberi Imunisasi Lengkap

- 24 Februari 2023, 07:54 WIB
PETUGAS kesehatan menyuntikkan vaksin Diphteria Tetanus (DT) saat imunisasi anak sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kediri, Jawa Timur, Senin, 2 Januari 2023.
PETUGAS kesehatan menyuntikkan vaksin Diphteria Tetanus (DT) saat imunisasi anak sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kediri, Jawa Timur, Senin, 2 Januari 2023. /ANTARA FOTO

KORAN PR - Adanya kejadian luar biasa (KLB) difteri di Garut menjadi peringatan pentingnya memberikan imunisasi leng­kap pada anak-anak. Pasalnya, rendahnya cakupan imunisasi dasar pada anak di beberapa wilayah di Garut menjadi pemicu munculnya kasus difteri.

Berdasarkan keterangan Sekretaris Dinas Kesehatan Garut, sebanyak tujuh orang warga Garut dinyatakan me­ninggal karena difteri. Enam di antaranya anak-anak dan sisanya berusia 19 tahun pada Februari 2023 ini.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr Ryan Ba­yu­santika Ristandi menuturkan, pemicu kasus difteri di Ja­bar, spesifik di Desa Sangkanhurip, Garut, sangat ber­hubungan dengan ststus imunisasi. Di desa tersebut ca­kup­an imunisasinya rendah di tiga tahun terakhir.

”Jika melihat cakupan se-Jabar, imunisasi dasar leng­kap (IDL) telah mencapai target pada 2022 yaitu 101 per­sen. Namun jika dilihat per kabupaten/kota, tidak semua mencapai target, seperti Kota Cirebon. Padahal, imunisasi ca­kup­annya harus tinggi dan merata,” ucapnya kepada ”PR” di Bandung, Kamis , 23 Februari 2023. 

Untuk diketahui, lanjut Ryan, pada 2022 terda­pat 142 kasus suspek difteri, dengan 15 angka kematian. Dari 142 kasus, 32 kasus di antaranya terkonfimasi positif ada di sebelas kabupaten/kota yaitu Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Garut, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur, Bogor, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Bandung, Kabupaten Majalengka, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Bandung Barat.

”Tahun 2023 Januari kemarin, ada sebelas kasus suspek difteri dari Cianjur, Kabupaten Tasikma­laya, Indramayu, Karawang , Kabupaten Bandung Barat, Kota Bogor, dan Kota Sukabumi,” tuturnya.

Sementara pada Februari, muncul kasus di Garut. Ada 11 kasus difteri, dengan 7 kasus positif dan 4 suspek difteri. Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten Garut me­nyatakan, kasus difteri tersebut KLB. Ketika ditemukan satu kasus positif difteri di suatu wilayah maka pemerintah setempat menerapkan KLB dan melakukan sejumlah upaya agar kasus tidak merebak dan tertangani.

”Adapun langkah yang harus kami tempuh yaitu me­ning­katkan cakupan imunisasi di Jabar dan harus tinggi dan merata. Kemudian, melakukan outbreak respons imunisasi (ORI) jika terjadi KLB,” tuturnya.

Halaman:

Editor: Eri Mulyani Mubarok


Tags

Terkini

x