Lengkapi Informasi Soal Inggit, TP2GD Bakal Wawancarai Megawati

- 17 Februari 2023, 08:09 WIB
Sejarawan dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Reiza D Dienaputra dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (16/2/2023).
Sejarawan dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Reiza D Dienaputra dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (16/2/2023). /Eri Mulyani/ANTARA
 
BANDUNG,(KORAN PR).-
Mantan istri Presiden RI pertama, Soekarno, Inggit Garnasih, akan diajukan kembali menjadi Pahlawan Nasional asal Jawa Barat meski sebelumnya sempat diusulkan pada 2008 dan 2012 silam. Dorongan itu muncul atas usulan dari Presiden RI kelima Megawati Soekarno Putri kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
 

Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi Jawa Barat sekaligus Guru Besar Sejarah Universitas Padjadjaran (Unpad), Reiza D Dienaputra, menuturkan, mantan Presiden Megawati pun akan dijadikan salah satu narasumber untuk menggali informasi mengenai Inggit Garnasih. Hal itu kaitannya dalam menggali informasi Inggit Garnasih yang hilang setelah Inggit memutuskan untuk mengakhiri pernikahannya dengan Soekarno.

Untuk diketahui, Inggit memutuskan hal itu pada tahun 1943 ketika menemani Soekarno di Bengkulu. Inggit menolak untuk dimadu dan meminta Soekarno untuk memulangkannya ke Bandung.

"Periode 1943-1984 (Inggit tutup usia) ini yang kami akan kami jajaki. Informasinya, Inggit berkecimpung usaha di bidang kecantikan yaitu bedak, alat kecantikan. Tapi saya yakin, bukan itu yang dikerjakan," ucapnya dalam Jabar Punya Informasi (Japri) dengan tema Pengusulan Ibu Inggit Garnasih sebagai Pahlawan Nasional dari Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (16/2/2023).

Menurut Reiza, Inggit pernah bertemu dengan Soekarno tahun 1955 ketika Konferensi Asia Afrika. Soekarno datang dan mohon doa dari Inggit. Kemudian beberapa tahun kembali ketemu.

"Jadi dalam konteks itu masih ada bagian yang belum berhasil direkonstruksikan," tuturnya.

Pihaknya pun menggali informasi dari Ceu Popong Djundjunan. Di periode tersebut, Ceu Popong duduk di bangku SMA dan rumahnya berdekatan dengan Inggit dan dia hanya datang beli alat kecantikan.

"Makanya kami mau wawancara Bu Mega, mudah-mudahan minggu depan bisa wawancara karena diharapkan ada informasi yang diperoleh. Bu Mega ini bagian dari keluarga Inggit (mantan istri ayahnya). Mudah-mudahan kami dapat informasi dari Bu Mega. Mudah-mudahan ada konstruksi menarik," ucapnya.

Namun, menurut Reiza, jika informasi dari Megawati tidak cukup, pihaknya tengah menyiapkan narasumber lain yaitu pensiunan Guru SMK yang direkomendasikan oleh Dekan FISIP Unpas.

"Yang jelas bicara sejarah, oral histori. Sumber informasi harus sezaman dengan peristiwa. Ketika di tahun 1943 usianya harus 15 tahun, berarti kelahiran 1928. Jadi sekarang usianya 95 tahun, cukup sulit. Kalau yang bicara tahun 1960, berarti kelahiran tahun 1945, sekarang jadi 78 tahun. Ini bukan alkisah konon katanya," ujarnya.

Dalam rentang waktu tersebut pun pihaknya telah mencari informasi dari cucu angkat Inggit yaitu Tito Asmarahadi yang saat itu siswa SMA. Meski demikian, pihaknya berharap ada orangtua masyarakat yang mengetahui sosol Inggit dan pernah berinteraksi untuk dijadikan sumber informasi.***
 
 
 
 

Editor: Eri Mulyani Mubarok


Tags

Terkini