KORAN PR - Untuk menetapkan 1 Ramadan 1444 H, rukyatul hilal (proses melihat dan mengamati hilal secara langsung) akan dilakukan di sebelas titik di seluruh Indonesia. Khusus untuk Jawa Barat, aktivititas pengamatan akan dilaksanakan di pantai Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya.
Dikutip dari situs resmi Kanwil Kemenag Jabar, pada tahun ini terdapat kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Untuk Indonesia, imkanur rukyat (mempertimbangkan kemungkinan terlihatnya hilal) dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
Demikian dikatakan Kepala Bidang Urais dan Binsyar Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, Ahmad Patoni, saat menjadi pembina upacara di halaman parkir timur Kanwil Kemenag Jabar, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Bandung, Senin, 13 Maret 2023.
”Insyaallah untuk penetapan 1 Ramadan di Jabar, akan dilaksanakan di Kabupaten Tasikmalaya. Tepatnya di Cipatujah, Tasikmalaya selatan. Untuk tahun ini sekitar 6 derajat baru bisa kita lihat hilalnya. Silakan yang mau bergabung di daerah tertentu,” kata Ahmad Patoni.
Menjelang Ramadan, katanya, kaum muslim diharapkan mempersiapkan diri, antara lain dengan muhasabah diri (instropeksi). ”Bersihkan hati kita, siapkan hati untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah swt, karena hidup kita hanya sesaat, hanya menunggu giliran waktu kapan Allah memanggil kita. Ramadan menjadi tempat kita untuk membenahi, mempersiapkan, dan terus mendekatkan diri pada Sang Pencipta,” ujarnya.
Penyelenggaraan haji
Terkait persiapan penyelenggaraan ibadah haji, Ahmad mengatakan, rekrutmen tim pembimbing ibadah haji (TPIH), tim pemandu haji Indonesia (TPHI), dan tim pemandu haji daerah (TPHD), sudah dilakukan dan hasilnya sudah diumumkan. Semua sesuai prosedur dan berjalan lancar.
”Intinya, yang sudah masuk daftar menjadi petugas haji agar mempersiapan diri untuk mengikuti tahapan berikutnya. Untuk kegiatan pelatihan, akan dilaksanakan pada bulan suci Ramadan. Kegiatan ini merupakan salah satu yang penting dalam rangkaian pemberangkatan ibadah haji,” ucapnya.
Pada tahun 2023, lanjutnya, jumlah jemaah haji berusia lanjut (lansia) cukup banyak. Persiapan para petugas harus betul-betul maksimal, agar petugas bisa melayani jemaah haji dengan baik. Mungkin saja petugas haji tidak melaksanakan ibadah haji karena konsekuensi pekerjaannya.
”Misalnya, para dokter yang bertugas itu banyak yang tidak melaksanakan ibadah haji. Mereka fokus melaksanakan pekerjaannya untuk melayani bidang kesehatan dan rela untuk tidak melaksanakan ibadah haji. Mereka hanya melaksanakan tugas semata,” tuturnya.
Menyinggung agenda di Bidang Urais, Ahmad Patoni mengungkapkan, pihaknya akan terus mengejar berbagai kegiatan yang ditargetkan 70 persen terlaksana pada Juli mendatang.
”Hari ini di Ciloto, Bogor, akan dilaksanakan kegiatan angkatan tahapan kedua, kaitannya dengan desain layanan KUA tingkat Jabar,” katanya.
Sementara dalam kaitan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), untuk tingkat provinsi sudah selesai, dan tinggal menunggu laporan hasil pemeriksaan (LHP)-nya.
”Diharapkan, dengan kesigapan melayani pemeriksaan dalam rangka tanggung jawab kerja, mudah-mudahan aman dan selamat tanpa harus mengembalikan anggaran. Semoga kita sudah semakin baik dalam mengelola anggaran sesuai dengan regulasi keuangan.***