72 Hektare Daerah di Kabupaten Bandung Rawan Banjir

5 Maret 2023, 22:10 WIB
Presiden RI, Joko Widodo tampak menyimak keseniaan dodombaan yang disajikan anak-anak untuk menyambut kedatangannya di Kolam Retensi Andir, Kabupaten Bandung, Minggu, 5 Maret 2023. /Biro Pers Sekretariat Presiden RI)

KORAN PR - Dengan anggaran sekitar Rp1 triliun dari peme­rintah pusat, kini 81 persen banjir di zona Citarum hulu diklaim telah teratasi. Tinggal 72 hektare daerah rawan banjir yang masih sering tergenang air, kendati banjirnya lebih rendah dan lebih cepat surut.

 

Gelontoran anggaran dari pemerintah pusat itu ialah un­tuk pembangunan tiga infrastruktur pengendalian ban­jir di Kabupaten Bandung. Ketiga infrastruktur tersebut ialah Kolam Retensi Andir, Kolam Retensi Cieunteung, dan floodway atau Sodetan Cisangkuy.

”Untuk yang Cisangkuy ini menelan anggaran Rp632 miliar, Kolam Retensi Cieunteung Rp204 miliar, yang Kolam Retensi Andir Rp142 miliar. Duitnya gede banget,” kata Presiden RI, Joko Wi­dodo, di Kolam Retensi An­dir, Baleendah, Kabupaten Bandung, Minggu, 5 Maret 2023.

Di kesempatan tersebut, Jo­kowi sekaligus meres­mi­kan tiga infrastruktur pe­ngen­dalian banjir di Kabupaten Bandung. Keberadaan ketiga infrastruktur itu dinilai dapat mengatasi banjir di kawasan Baleendah dan Da­yeuhkolot, yang biasa terjadi selama bertahun-tahun.

”Anak-anaku semuanya ta­hu kalau hujan sudah deras, ya dulu-dulu, di Bandung dan sekitarnya terjadi banjir. Sekarang adanya kolam retensi ini, jadi ada tiga yang kita resmikan, Floodway Cisangkuy, Kolam Re­tensi Cieunteung, kemudian di sini Kolam Retensi Andir,” kata Jokowi.

Cepat surut

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Ha­di­mul­jono mengatakan, pengendalian banjir di daerah aliran sungai Citarum dilakukan di hulu, tengah, dan hilir. So­det­an Cisangkuy, kata dia, da­pat mengurangi debit air ke Citarum hulu di Dayeuh­kolot hingga 230 meter kubik per detik.

”Sungai Cisangkuy yang masuk Dayeuhkolot seka­rang tinggal 5 meter kubik per detik. Makanya, (banjir cepat) surut. Ada lagi sungai-sungai, Cikeruh dan sebagainya, sudah dinormalisasi. Kemudian ada tiga seperti ini, Gedebage, Cienteung, dan ini, sekarang di Andir,” imbuhnya.

Basuki menilai, keberadaan Kolam Retensi Andir telah membuat daerah Ba­leendah, khususnya di Kelurahan Andir, menjadi bukan daerah rawan banjir lagi. Pembangunan berbagai pra­sarana oleh pemerintah pu­sat telah membuat daerah ra­wan banjir di Bandung selatan kini banyak berkurang. Pembangunan prasarana itu termasuk Embung Gedebage dan Terowongan Nanjung.

”Saat ini dengan adanya pra­sarana ini tadi, Cisang­kuy, Cieunteung, Andir, Ge­de­bage, kemudian Tero­wong­an Nanjung, 81 persen yang bisa dibebaskan dari banjir. Tinggal 72 hektare lagi yang masih sering tergenang (air),” tuturnya.

Meski begitu, Basuki me­nyatakan, daerah yang masih sering tergenang air itu pun saat ini sudah lebih cepat surut. Elevasi air ketika terjadi banjir saat ini pun relatif sudah lebih rendah atau tidak setinggi muka air banjir se­perti dulu lagi.

Dia menambahkan, banjir di Cekungan Bandung juga dikendalikan melalui lima polder yang sudah terba­ngun, dan dua polder yang akan dibangun. ”Dengan dua polder yang sekarang sudah kontrak, tinggal dikerjakan tahun ini, mudah-mudahan (banjir) itu bisa hilang,” katanya.

Sementara itu, Bupati Bandung, Dadang Supriatna mengatakan, banjir masih sering terjadi di kawasan Te­galluar, Kecamatan Bojongsoang. Untuk mengatasinya, Dadang akan mengusulkan pembangunan lima titik kolam retensi di kawasan Te­galluar, dengan mengirim­kan surat resmi kepada Presiden Jokowi

Menurut dia, rencana pembangunan kolam retensi di Tegalluar itu sudah mendapat dukungan masyarakat, bahkan sudah ada hibah lahan dari masyarakat sekitar. Dia pun berharap pembangunan kolam retensi di Tegalluar bisa segera terealisasi. (Hendro Husodo)***

Editor: Eri Mulyani Mubarok

Tags

Terkini

Terpopuler