Senny Suzanna Alwasilah : Cinta Haiku

- 20 Maret 2023, 19:23 WIB
Senny Suzanna Alwasilah
Senny Suzanna Alwasilah /

KORAN PR - Perempuan cendekia ini terus menulis. Buku terbarunya yang ditulis bersama Sharon Pugh, “Rhyme of Tears” (Irama Air Mata), antologi haiku, ditulis dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia. ”Dr Sharon Pugh adalah pembimbing disertasi suami saya saat kuliah S-3 di Indiana University, Bloomington, AS. Saya sudah kenal beliau sejak 1987,” ujar Dr Senny Suzanna Alwasilah, SS, MPd (60), pada perbincangan di Bandung, akhir pekan lalu.

Senny adalah istri almarhum Profesor A Chaedar Alwasilah, Guru Besar UPI. Menurut President of Asian Women Writers Association ini, Pugh adalah juga seorang seniman yang piawai membuat pa­tung. Waktu melaksanakan riset visiting scholar di Bloomington AS pada 2021, Senny menemui Pugh di rumahnya beberapa kali.

”Dari obrolan itu, kami sepakat menulis haiku bersama,” ujar perempuan kelahiran Bandung, 11 Oktober 1962 yang memiliki lima anak dan sembilan cucu itu.

Senny yang kini Dekan Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (FISS) Unpas mengaku senang menulis haiku karena kecintaannya akan budaya Jepang. Haiku adalah puisi Jepang yang singkat tetapi sarat makna.

”Salah satu yang menginspirasi saya menulis haiku ini adalah Daisaku Ikeda Sensei, tokoh perdamaian yang sangat dikagumi di Jepang. Beliau selalu berkabar kepada saya, bahkan mengirim buku dan kartu ucapan selamat saat hari besar,” ujar doktor kurikulum UPI ini.

Bloomington adalah kota bersejarah bagi Senny. Dia pernah tinggal di kota itu beberapa tahun.

”Dua anak saya lahir di Bloomington, AS. Suami saya dulu kuliah doktor di sana, dan ketika saya mendapat beasiswa visiting scholar dari Fulbright, saya memilih Indiana University untuk belajar,” ujar sarjana sastra Inggris STBA Yapari dan magister pendidikan bahasa Inggris UPI ini.

Menurut Senny, buku ini adalah bukti pengembaraannya dalam berimajinasi. Dengan menulis haiku, dia belajar disiplin karena haiku memiliki kaidah penulisan yang ketat. Menulis haiku dalam dua bahasa membutuhkan perjuangan tersendiri.

”Insyaallah, saya berencana meluncurkan buku ini di Yayasan Soka Gakkai Indonesia di Jakarta,” ujar Senny.***

Editor: Moh. Arief Gunawan


Tags

Terkini

x