Obsatar Sinaga : Budaya NU

- 13 Maret 2023, 19:14 WIB
Obsatar Sinaga
Obsatar Sinaga /

KORAN PR - Ghirah atau spirit baru dan segar menyeruak di Kampus Universitas Islam Nusantara dengan terpilihnya sosok Profesor Dr H Obsatar Sinaga, SIP, MSi (54) sebagai Rektor Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung masa khidmat 2023-2027. Meskipun baru tiga bulan sejak pelantikan pada awal tahun ini, suasana segar dan geliat kampus yang lebih dinamis nampak secara nyata.

Pun suasana Rektorat saat “PR” menemui sang nakoda baru Uninus tersebut, Rabu, 8 Maret 2023, terkesan atraktif dan menampilkan kesegaran. “Saya sengaja mengubah suasana ruangan ini terlebih dahulu karena menjadi etalase yang mennjukkan siapa kita. Ini juga bentuk penghormatan dan penghargaan bagi siapa pun tamu yang datang ke Uninus ini,” kata pria yang akrab disapa Prof Obi itu.

Ditanya apa perbedaan memimpin kampus perguruan tinggi “biasa” dengan PT yang mengusung nilai religius ke-Islaman, dia menegaskan bahwa secara prinsip sama saja. Yang paling penting sejatinya adalah keunggulan dalam keilmuan.

“Makanya, dalam setiap kesempatan saya selalu membakar semangat semua civitas academica Uninus untuk menjadikan saat ini sebagai momentum kebangkitan Uninus menjadi kampus unggul dalam berbagai aspeknya. Tentu tidak bisa langsung tapi secara gradual menuju ke arah tersebut,” kata pria kelahiran Deli Serdang, Sumatera Utara 17 April 1969 itu.

Obsatar menegaskan, keberkaitan secara kultural Uninus dengan ormas Islam terbesar Indonesia, Nahdlatul Ulama harus dijadikan pijakan secara serius. “Meskipun Uninus merupakan milik pribadi tetapi semangat dan jiwa tata kelola kita mestilah mengikuti semangat jiwa Nahdlatul Ulama,” kata Obsatar.

Secara hukum, menurut dia, Uninus memang bukan milik Nahdhatul Ulama tetapi harus terus menebar konsep rahmatan lil ‘alamin selaras ajaran NU. Lima nilai dasar NU yakni tawassuth (moderat), i'tidal (keadilan); tasamuh (toleransi), tawazun (seimbang), dan amar ma'ruf nahi munkar (menegakkan kebaikan serta mencegah kemungkaran) harus terefleksikan dalam pengelolaan Uninus.

Pria dengan jejaring akademik menginternasional itu juga berpesan kepada mahasiswa Uninus terkait budaya di Nadhlatul Ulama, yakni rajin menuntut ilmu dan cepat dalam niat menuntut ilmu. Lalu hormat terhadap guru, karena semakin hormat maka ilmu dari guru akan semakin banyak termasuk mudah menerima ilmu dari para guru.

“Kosongkan gelas kita agar kita bisa menerima ilmu. Kalau mera­sa gelas ilmu kita penuh maka tidak akan pernah ada ilmu yang bisa masuk lagi. Rendah hatilah pada sosok guru dan orang tua serta orang yang dituakan,” katanya. ***

Editor: Moh. Arief Gunawan


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x