Jelajah Rupa Kuliner di El Hotel Royale Bandung. Sop Buntut Jadi Andalan

- 17 Februari 2023, 10:28 WIB
SOP buntut, salah satu menu legendaris di El Hotel Royale Bandung.*
SOP buntut, salah satu menu legendaris di El Hotel Royale Bandung.* /DENI ARMANSYAH

TEPAT di sebelah kiri ujung pertigaan Jalan Merdeka dan Lembong, Kota Bandung, terletak sebuah hotel yang bangunan utamanya berdiri sejak 1922. Dulu, orang mengenalnya dengan nama Hotel Van Hengel. Namanya sempat berubah menjadi Hotel Panghegar, tetapi sejak tahun 2017 dikenal sebagai El Hotel Royale Bandung.

Tak sekadar untuk menginap, hotel dengan 439 kamar ini ternyata juga asyik dijadikan sebagai destinasi wisata kuliner. Di sana, terdapat empat restoran atau kafe, yakni Pakuan Cafe, Lobby Lounge, Sky Lounge, dan Pool Terrace.

Tentu saja, yang membedakan dari keempat lokasi tersebut adalah sensasi bersantap yang dimiliki. Ada menu apa saja, dan bagaimana pengalaman bersantap yang ditimbulkan, telusuri yuk!

 

Pakuan Cafe

Di sayap kanan setelah melewati lobi, restoran utama yang dimiliki El Hotel Royale Bandung, yakni Pakuan Cafe, segera terlihat. Tempat ini memiliki dua area, yakni indoor dan outdoor, dengan konsep open kitchen sehingga tamu bisa menyaksikan langsung pengolahan hingga penyajian makanan.

Tim Wisata Rasa pun segera menyusuri daftar menu. Ada menu Indonesia, oriental, hingga western food yang bisa dipesan. Pakuan Cafe juga memiliki VIP room sehingga tamu bisa lebih memiliki privasi ketika membutuhkan.

Tak perlu berlama-lama, pilihan pun jatuh pada menu sop buntut ala El Hotel Royale yang termasyhur itu. Di sini, sop buntut disajikan dalam dua varian, yakni sop buntut bakar dan sop buntut goreng. Bisa dikatakan, sop buntut adalah salah satu menu legendaris yang dimiliki El Hotel Royale Bandung.

Saat tersaji di hadapan, sop buntut ala El Hotel Royale ternyata memiliki beberapa keunikan. Jika di resto lain sop buntut identik dengan menu fine dining berporsi kecil atau sedang, maka di Pakuan Cafe, sop buntut disajikan dalam porsi besar. Saking besarnya, menu ini masih tetap mengenyangkan jika disantap oleh dua orang.

Marketing Communication El Hotel Royale Bandung, Hani Hanifah, mengatakan bahwa pihaknya sangat memperhatikan kebutuhan konsumen terhadap kuantitas dan, tentu saja, kualitas rasa dan bahan-bahan makanan yang digunakan. Benar saja, selain porsinya besar, sop buntut yang dimiliki Pakuan Cafe memiliki paduan cita rasa rempah khas yang lekoh.

Saat dicecap lidah, tak ada rempah yang mendominasi. Aneka rempah, seperti merica, pala, cengkeh, hingga jahe, begitu pas berpadu dengan kuah kaldu, bahkan meresap ke dalam iga sapi.

Daging iga yang digunakan pun begitu lembut, tetapi tak kehilangan kadar juicy yang dimiliki. Hani mengatakan, hal itu lantaran proses marinasi yang dilakukan sang chef, Eri Irawan.

“Hampir semua sajian daging yang kami miliki melalui proses marinasi yang sempurna dari jauh-jauh hari sebelum dimasak sehingga tidak diolah dadakan. Jadi, meski dimasak dalam waktu singkat setelah dipesan oleh tamu, daging tetap lembut dan juicy-nya tetap ada,” kata Hani, ketika ditemui beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, proses memasak yang lama terkadang justru membuat daging menjadi alot atau menghilangkan kadar juicy-nya. Akan tetapi, chef Eri rupanya memiliki bumbu rempah marinasi “rahasia” sehingga hidangan tidak perlu dimasak dalam waktu yang lama.

“Setelah dimarinasi, daging disimpan di area pendingin yang higienis agar bumbu-bumbu meresap. Prosesnya bisa sekitar satu hingga beberapa hari sebelum penyajian,” ujarnya.

Pun dengan sop buntut iga bakar yang tak membutuhkan waktu lama ketika melalui proses pembakaran. Setelah dimarinasi, daging langsung dibakar tanpa melalui proses perebusan. Dengan begitu, tekstur juicy dijamin bisa didapatkan.

Western food

Selain menjagokan kuliner Nusantara yang akrab dengan lidah lokal, Pakuan Cafe juga menjagokan berbagai menu western yang memanjakan selera. Yang pasti, dari berbagai menu western yang dijagokan, jangan sampai melewatkan menu lasagna yang menjadi favorit kami.

Mengapa menu yang satu ini menjadi favorit kami? Anda akan tahu begitu menjajalnya sendiri.

Sedikit bocoran, tekstur creamy yang dimiliki sangat pas. Tidak berlebihan, juga tidak kekurangan. Sensasi gurihnya pun terasa pas di lidah sehingga lasagna ini sudah sangat lezat disantap tanpa tambahan saus maupun tambahan seasoning yang lain.

Hani menyebutkan, menu light meal ini sudah lama menjadi incaran para tamu. Mulai dari tamu yang berkunjung ke kafe hingga para tamu yang menjadi penyelenggara acara di hotel. Sekali mencicipi, para tamu biasanya akan memilih lasagna dalam daftar food stall yang mereka inginkan.

“Kata mereka, sekali mencicipi, jadi ingin nambah terus. Resepnya juga sudah disesuaikan dengan lidah kita sehingga begitu orang mencicipi, biasanya sudah tahu bahwa ini lasagna kami,” ujar Hani.***

Editor: Hazmirullah


Tags

Terkini

x